Izinkan
saya memperkenalkan diri,
Saya
bukan aktivis lingkungan.
Meski
pernah terlibat dalam beberapa kegiatan yang ada hubungannya dengan lingkungan Tapi saya bukan Aktivis Lingkungan.
Tapi menurut saya, kepedulian pada lingkungan yang berkelanjutan bukan tugas aktivis
atau segelintir pihak saja. Tapi tugas semua lapisan masyarakat yang ada di
lingkungan tersebut. Syukur bila segenap masyarakat dan elemen pemangku
kebijakan pun mendukung terhadap upaya pelestarian lingkungan.
Beberapa
bulan sebelum tulisan ini saya buat,
saya sudah geram dengan postingan photo di sosial media yang memperlihatkan pengunjung
pantai Pahawang – Lampung sedang pose dengan benda-benda yang, – menurut saya,
tidak sewajarnya ada di dalam laut. Seperti ; Sepeda, Becak, tiang-tiang hias hingga
Sepeda Motor!!. Semua ada di dalam laut!!.
Dimana terumbu karang nya?, dimana ikan ikan nya?. Ada. Sebagian terlihat.
Sebagian lagi bisa jadi sedang nongkrong di warung kopi pinggir dermaga.
Yang
lebih unik lagi. Ada unggahan di Instagram, berupa photo 3 buah mesin ATM dalem
laut.!! Gile cuuyy!! 3 Buah Mesin ATM
tertata apik di bawah laut Pahawang – Lampung!. Semula saya menduga ada upaya rekayasa
photo. Bisa jadi cuma lucu-lucuan photoshop. Kemudian saya cek kebenarannya
dengan menelusuri tagar yang tersedia pada akun Instagram pertama. Daannn…. Hasilnya…. Mengarahkan saya
pada beberapa photo yang sama. 3 Buah Mesin ATM bertuliskan ‘BRI’ di dalam laut
Pahawang!. Wow, cuuyy!!!. BRI branding dalem laut? Kok Bisa yaaa?. Apa ikan-ikan perlu ambil uang dari mesin ATM
untuk hidup mereka?. AArrrUurrgghh…. (Spongboob & Patrick
happy abis ambil duit di ATM!!).
Awalnya
saya fikir itu ulah ABG kekinian - #KidsZamanNow. Lantas saya pun menaruh
comment pada akun Instagram dengan mencolek akun pengunggah photo. Tak lama
berselang, pemilik akun Instagram mengatakan bahwa ia memposting hal tersebut
karena memang telah terjadi acara peletakan 3 Mesin ATM oleh Bank BRI di dalam laut Pahawang pada 22
Februari 2018. Makin Wow!!!. Apa alasannya
BRI taruh 3 Mesin ATM di dasar laut?. Semakin buat saya penasaran. Semakin mesin
google jadi acuan untuk sumber
kebenaran berita.
Daaannnn….. Berita-berita terkait pun saya
dapatkan. Lengkap dengan photo-photo pelaksanaan dari program yang dirintis
oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tanjung Karang – Lampung. Nah!. Well, saya emang bukan Aktivis yaaa… (saya biduan), tapi kalo lingkungan
kita di dekor dengan hal-hal yang tidak semestinya, apa ia , diam saja?. (duduk manis aahhh).
Lalu
saya unggah photo 3 Mesin ATM BRI itu di akun Facebook saya. Juga mempertanyakan kebenaran berita dan
photo para petinggi BRI menerima Rekor MURI tersebut ke teman yang
bekerja pada BRI melalui InstaStory. Tujuan saya hanya ingin konfirmasi saja.
Sembari merasa aneh. Kok bisa ya, sekelas
BRI melakukan kegiatan tersebut?. Bahkan beberapa media online pun mengabarkan
berita tersebut. Seolah menjadi capaian yang unik dan menarik.
Portal
online sekelas Lampost.co mem-publish berita bahwa BRI Kanwil Lampung berhasil
menyabet penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan kategori
Pembangunan Ekowisata Pulau Pahawang. (baca
kalimatnya aja sungguh Lucu!!). Tarok Banke’ mesin ATM dalem Laut, kok Pembangunan Ekowisata!. WOW!!!!. Masih dalam ulasan
Lampost.co, …. MURI melalui
perwakilannya – Awan Rahargo menyampaikan, pemasangan mesin ATM dalam laut di
Pahawang oleh BRI tersebut layak di apresiasi, karena bersifat pertama kali, massal
dan pembuatan objek luar biasa baik besar maupun kecil, sesuatu yang unik dan
langka juga jarang dimiliki orang banyak dengan kemampuan istimewa….. WOW!!!....
Pernyataan perwakilan MURI itu, kok kece
banged yaaa!!! Kok bisa-bisa nya sih,
perwakilan MURI kasih pernyataan begitu. Dimana letak istimewan dari
peletakan 3 buah Mesin ATM mati di dalam Laut?. Sekalian aja Kantor BRI nya
bangun di bawah Laut.
Belum
usai rasa penasaran saya baca ulasan portal online Lampost.co. Teman saya yang
kerja di BRI menghubungi via Whatsapp
dengan pernyataan yang menurut saya lebih lucu ketimbang tontonan lawak di
belahan dunia manapun!.
Jadi,
teman saya yang kerja di BRI itu bilang,
bahwa acara yang berkaitan dengan pemasangan mesin ATM di dalam laut itu
merupakan bagian dari upaya memelihara ekosistem bawah laut di Pahawang. Dengan
berharap ketiga bekas ATM BRI diharapkan dapat menjadi RUMPON yang bermanfaat
bagi kelestarian ikan. (baca uraiannya
sungguh buat saya ketawa terpingkal-pingkal!!!). Semoga teman saya paham, bahwa untuk buat Rumpon itu ada kaidahnya.
Lanjut kawan saya itu, kelak terumbu karang yang ditanam disekitar ketiga mesin ATM itu, nantinya dapat menjadi tempat berkembangbiaknya biota laut. (penjelasan makin super WOW!!!). Lanjutnya lagi, ketiga mesin ATM BRI itu dapat menambah spot selfie dan menunjang pariwisata di Pahawang. (Makin Makin WOW!!!). –eh, penonton….. semua orang kalo ke Laut mau menikmati laut kaleeee, bukan mau selfie sama Mesin ATM BRI yang Rusak!!!.- yaa Ollloohhh!!!! Jawaban yang sangat saya sayangkan. Dan lebih buat saya kaget lagi, si teman saya itu bilang kalau program memasang 3 bangkai mesin ATM di Pahawang itu merupakan program CSR BRI yang bertujuan membina lokasi pariwisata Pahawang dan menumbuhkan aktivitas bisnis penunjangnya. Aduh, Aduh!!!... Kok bisa yaaa ada statement gitu?!!!. Please jangan salah Statment, broh.!!. Apa ia, gak ada ide lain untuk laksanakan program CSR, selain taruh Banke' Mesin ATM dalem Laut?!!!. Oh Lord!!!.
Lanjut kawan saya itu, kelak terumbu karang yang ditanam disekitar ketiga mesin ATM itu, nantinya dapat menjadi tempat berkembangbiaknya biota laut. (penjelasan makin super WOW!!!). Lanjutnya lagi, ketiga mesin ATM BRI itu dapat menambah spot selfie dan menunjang pariwisata di Pahawang. (Makin Makin WOW!!!). –eh, penonton….. semua orang kalo ke Laut mau menikmati laut kaleeee, bukan mau selfie sama Mesin ATM BRI yang Rusak!!!.- yaa Ollloohhh!!!! Jawaban yang sangat saya sayangkan. Dan lebih buat saya kaget lagi, si teman saya itu bilang kalau program memasang 3 bangkai mesin ATM di Pahawang itu merupakan program CSR BRI yang bertujuan membina lokasi pariwisata Pahawang dan menumbuhkan aktivitas bisnis penunjangnya. Aduh, Aduh!!!... Kok bisa yaaa ada statement gitu?!!!. Please jangan salah Statment, broh.!!. Apa ia, gak ada ide lain untuk laksanakan program CSR, selain taruh Banke' Mesin ATM dalem Laut?!!!. Oh Lord!!!.
Kembali
ke penjelasan saya diawal, saya bukan Aktivis, tapi saya tetap tak paham dimana
letak faedahnya menaruh 3 bangke' mesin ATM di Pahawang dan mengatakan bahwa itu bagian
dari penunjang pariwisata?!. Trus, teman saya yang lain yang juga kerja di BRI bilang,
3 Mesin ATM itu sudah mati , tidak beroperasional dan tidak membahayakan ikan-ikan
dan tumbuhan laut. Dan menurutnya, – menurut teman saya itu, Mesin ATM mati itu
bukan Sampah!!. Cetet!. Bukan Sampah!! “karena
sampah di laut itu Botol dan plastik!!” – gitu temen saya itu bilang. UWOW!!! Duuhh!! Kok bisa yaaa, dia sebut 'mesin ATM ditaruh ke dasar laut bukan
termasuk Sampah'.??? Please, guys!!. Duh!!!. Trus kalo besok-besok saya taruh Mesin
Ketik Manual dan PC Komputer saya yang sudah lapuk di garasi rumah, juga
dianggap bukan sampah?. Jadi gak papa nih, saya kasih hiasan mesin-mesin mati dalam
laut???. Sekalian aja Tronton?. Truck? Rumah Makan, Mall, semua masukkan ke
dalam Laut?!!!. Gimana??. Trus kita semua, hidup dalem laut dan barbeque-an
aja, gimana?!
Yes. Mungkin
saya yang gagal paham. Bisa jadi wawasan dan kepekaan saya terhadap lingkungan standard banged!!. Atau bisa jadi
imajinasi dan karya saya untuk bangun pariwisata di Lampung tidak ada sama
sekali. Tapi yang lebih unik lagi, -masih menurut teman saya itu, acara
yang mereka kemas itu sudah mendapat restu dari Dinas Pariwsiata setempat. Nah,
ini juga yang bikin saya makin gak
paham. Setelah saya gagal paham soal alasan BRI taruh 3 mesin ATM mati dalam laut,
lalu saya juga gagal paham mengapa dinas terkait kasih izin hal tersebut.
Termasuk dengan konsep MURI yang bisa kasih Rekor untuk hal yang jelas-jelas
buang bangkai mesin kedalem laut!!. Eehh,
ternyata Pemerintah Daerah setempat mengetahui dan memberi izin atas
pelaksanaan kegiatan tersebut – menurut penjelasan teman saya itu lho!. (Oh, ia, semua penjelasan via WA dan Chat
IG aman di Screen Shoot). Hingga terpampanglah photo bersama para petinggi
BRI dan pejabat terkait daerah saat penyerahan plakat Rekor MURI. Ohhh My.!!!!. Well…berarti kalo besok-besok saya bawa Mesin
Penggiling Padi Kakek saya yang rusak kedalam laut, bisa nih MURI kasih Rekor
buat saya. Terunik!, yaaa khaann…
Aje GiLe Coy!!.
Dah,
lah. Saya sih buat tulisan ini cuma
berharap ketiga Mesin ATM rusak milik BRI itu diangkat kepermukaan. Tak perlu ada
hiasan apapun, bawah laut itu sudah cantik!. Apa ia wisatawan datang ke pantai karena mau selfie
dengan mesin ATM Rusak?!. Duh Gusti Allah!!. Mau Inovatif kok gitu amat sih…. Saya pun masih berharap MURI survey lebih dalam bila
memberikan catatan rekor. Dampak lingkungan dan sebagainya tentu jadi dasar
pemberian plakat ‘Rekor MURI’. Saya bukan ahli lingkungan. Saya hanya hobi
jalan-jalan ke pantai saja. Alih alih saya ini Aktivis. Lha, teman saya yang kasih penjelasan lucu dan baper aja bilang saya Aktivis Nanggung!. Hahaha… Padahal yang saya pertanyakan alasan si Bank nya, eh … karyawannya, si teman saya itu, kebakaran rambut!.
Sampai
kemudian saya membaca paragraph terakhir dari ulasan portal online Lampost.Co,
tertulis ; ,,, selain itu, BRI juga
menyerahkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat
Pahawang sebesar 300 Juta Rupiah!!. Yeeeyyyy!!!
Ternyata bantuan 300 Juta Rupiah, bisa taruh 3 mesin ATM Rusak dalam Laut
cuuyyy!!!. Besok-besok kalo kasih 1 Milyar,
bisa Bangun hotel, restaurant, lougne, café dan gelar konser musik di dalam Laut, Cuuyyy!!!. Hoobaaahhh!!!. Pahawang di goyaaannggg!!!!.
Mendingan dekorasi balon sajalah saya bang indra.... gak mau aneh aneh ha ha
BalasHapusDekor BaLon warna Biru di seluruh Bagian dermaga lebih menarik laaahhh
HapusMendingan dekorasi balon ajalah saya bang indra... drpada aneh aneh hehe
BalasHapusHadeuuuuh, miris oh miris. Bacanya sedih tapi ya ngakak sambil ngelus dada tipis yang pakai beha sintetis dan sumpelan busa elastis demi alasan estetis
BalasHapusHilang jiwa dan hati juga logika
HapusAgak miris dengan tren wisata beberapa tahun belakangan ini. Yang penting instgramable, mau batu dicat, mau sampah dimasukin ke laut jadi properti foto. Pokoknya harus instgramable...
BalasHapusNiatnya Kekinian tapi kok kampungan
HapusSuara "biduan" emang cetar. Moga infra struktur yg berkepentingan baca, paham dan sadar atas kesalahan pemahaman pembangunan ekowisata. Kasihan penghuni bawah laut diinvansi bangke Mesin ATM.
BalasHapusYesss mbaaa, cuma berharap 3 Banke Mesin ATM BRI itu di angkat ajaaa
HapusAhai kegilaan manusia gak habis-habis. Apa kegunaan ATM dalamnair cobak? Emang bisa belanja di bawah? Kalau buat promosi lah kok ya gak mikirin anak cucu?
BalasHapusHappy Happy sesaat ajaaa mbaaa
HapusMoney on my mind... Money on my mind *permisi bang, numpang nyamar jadi Sam Smith dan nyanyi di sini.
BalasHapusNih ya pengelola Pahawang, kalau aku mau liburan ke sana, aku mah maunya berenang sama ikan di antara terumbu karang. Buka sampa bangkai motor, sepeda apalagi mesin ATM. Sungguh norak BRI dan MURI ini.
Kalau emang mau bikin kehidupan di bawah laut, sekalian aja bikin apartemen, rumah, bandara biar aku bisa naik pesawat dari bawah laut.
Nah, cocok banged tuh! Aku juga gak paham mengapa mereka tak fikir sebelum berbuat dan ide ide MURI kok mudah banged
HapusParah Asli
BalasHapusaahh selalu suka dengan tulisan bang indra.. lanjutkan bang,,
BalasHapusSedikit masukan saja sih kalau saya; kalau memang tujuannya dibuat untuk rumpon, saya rasa tidak perlu di tempat yang sudah banyak karang seperti itu. Pun bakal berapa puluh tahun baru jadi karang kalau hanya menaruh rongsokan besi tanpa menanam terumbu karangnya?
BalasHapusItu rongsok-rongsok sering dijadikan spot swafoto. Jadi bagaimana karang mau hidup kalau tiap hari/minggu/bulan selalu ada orang menjamah rongsok tersebut. Jauh lebih berfaedah jika pihak yang terkait memberikan dana CSR untuk penanaman karang ketimbang menaruh rongsokan yang pada kenyataannya malah dibuat spot foto.
Oya sedikit lagi, itu spertinya di air dangkal. Dan lokasinya berbaur dengan karang hidup; apakah pihak sana sadar jika tiap hari kawasan itu dijamah manusia terumbu karangnya bisa tumbuh dengan baik? Silakan berpikir cerdas, dan mungkin mereka yang foto di sana sesekali membaca artikel tentang terumbu karang. Mungkin dikira terumbu karang itu cepat tumbuh dan membesar hanya dalam beberapa minggu layaknya Ilalang di tanah perbukitan.
terima kasih atas saran nya
HapusNilai kekinian sepertinya jadi point pertama, harusnya tetap perhatikan lingkungan di darat maupun laut. Niat dan tujuan buat spot selfi baru memang bikin orang awan suka sama hal baru.
BalasHapusNiatnya bagus, tujuannya tetep mulia (memperhatikan pengelola wisata) tapi kurang memaknai tujuan konservasi kelautan. Apapun yang masuk kedalam laut harus berfaedah, bukan malah jadi seonggok sampah. Entah mereka (pihak Bri) sudah berkonsultasi dengan para 'aktivis pahawang' atau belum. Hasil kegiatan mereka terlihat jelas cerobohnya.
Menurut saya, jika mereka lebih kereatip dgn meletakkan taman nemo, terumbu karang, taro monumen di area pasiran dan jauh dari resiko kerusakan lingkungan terumbu karang. Dan pastinya jauh dari resiko di komentari pedes sama orang ramai.. hehey..
Semoga pengalaman ini jadi teguran orang lain buat melakukan kegiatan yang berurusan sama kelautan.
Semoga Dinas terkait bisa buka mata dan buka telinga..!!! Banyak cara untuk melestarikan biota laut dan tentunya bukan dg cara narok rongsok mesin atm di laut "Jangan ada udang dibalik bakwan" hehe.
BalasHapusSukses Om Indra👍
Ini akibat harus kerja ... Kerja ... Dan kerja tapi tidak berpikir jauh ke depan. Tujuannya dianggap bagus tetapi tidak memperhatikan mana yang layak mana yang tidak. Sungguh memilukan negeri ini.
BalasHapusMiris, sedih, geram... ealaa.. campur aduk perasaan bacanya.. semoga setelah ini ketiga mesin bangkai itu bisa disingkirkan. Aamiin
BalasHapusAku pun gagal paham, apa faedahnya narok atm di dalam laut.
BalasHapuscuma mereka yang faham wkwkwk
Hapusintinya ada di paragraf terakhir ya, bang. Duit😥
BalasHapussepakat
HapusSalah satu cara pelestarian terumbu karang zaman sekarang memang seperti ini. Selain untuk rumpon, manfaat lainnya untuk wisata bawah bawah laut agar menarik wisatawan pd daerah tertentu yang sedang berkembang. Jd betul kata sumber yang anda dapatkan, ini bukan sampah yamg tidak ada manfaatnya, melainkan menambah potensi kehidupan terumbu karang sebagai tempat berkembang biaknya ikan, juga menyehatkan rantai makanan kehidupan laut. Di daerah Halmahera hingga Biak, Papua banyak sekali bangkai pesawat tempur di dalam laut sisa perang dunia yang sekarang sudah ditutupi terumbu karang yang sehat dan penuh ikan. Coba search "wreckship indonesia". Anda akan mengerti kenapa bangkai besi/semen dibawah laut itu bukan sampah, melainkan kehidupan baru untuk ikan.
BalasHapusNih pasti satu tim sama BRI or MURI yaaa.... besok saya boleh masukkan Mesin Penggiling Padi punya kakek saya Yang dah gak kepakai kedalam laut???... uraian panjang panjang kok aneh!.
HapusBisa beri contoh pada saya di negara Mana dan Mana Photo nya? Taruh bangke mesin ATM di dalam Laut dan di anggap sebagai Rumpon. ??! Tunjukkan ke saya photo nya. Ingat yaaa?. Mesin ATM yang Rusak.!!!
HapusItu jadi rumpon ya? Mana ada rumpon kok dibuat untuk berfoto; coba kalau tiap hari bangkai atm itu dibuat swafoto, apa dalam kurun waktu 10 tahun ke depan bakal menjadi terumbu karang? Yang ada malah merusak karang-karang di sampingnya. Ingat, rumpon itu buat sedemikian rupa, dirawat, dan dijaga; bukan digunakan untuk spot swafoto.
HapusKalau ATM tersebut terus-terusan untuk spot foto, apakah terumbu karang akan bisa tumbuh bang?
HapusKok anonim sih?? Kasih nama dong.
HapusKalau merasa benar, tidak perlu namanya disembunyikan.
Kalian berharap karangnya tumbuh di dalem ATMnya terus di bagian luarnya nggak? Pembuatan rumpon itu ada aturannya dan dibuatnya bukan di tempat yg masih banyak karangnya seperti itu.
Kalau banyak orang selfie dan kerap memegang atm tersebut, apa karang akan tumbuh???
Bandingin ATM Sampah ini dgn shipwreck? Gk salah?
Baahhhh..ATMnya udah ada, ikannya udah punya kartu ATMnya belum bang
BalasHapussedang isi form
Hapuswkwkwk. Kok nganu yo. mau inovatif tapi kok rada maksa. sustainable tourism nya dimana loh? yg penting heboh lalu dapet MURI lantas ini dinilai sesuatu yang wah gitu. CSR APAAN ini? Mending buat yg lain. Thanks for sharing Mas Indra. I'm in your side. Menjadi benar kadang memang sulit, God with you.
BalasHapusya gitulah... menerapkan ide tanpa di akurasi lagi
HapusSedih..
BalasHapusAku merasakan kegeramanmu bang. Gitu amat ya cara eksis jaman sekarang. Berbagai cara dilakukan tanpa peduli jika itu melanggar estetika.
BalasHapusSemoga pihak yang berwenang meninjau ulang dukungannya, dan segera mengangkat rongsokan tersebut
yesss mbaaa.... aku pun berharap 3 mesin rusak itu diangkat. itu aja. kalo soal penghargaan MURI sih tererah ajaaa...
Hapuskeren euy tulisan mas indra..
BalasHapuslanjutkan mas ind!
saya hanya bisa bilang "NORAK+++" sm BRI...
Laporin aja mas ke menteri susi biar ditindaklanjuti..
betul. NORAK Beramai ramai
HapusPadahal Pahawang itu udah bagus lo. Lautnya teduh, suasananya oke. Tapi kok ya ada atm dipasang dibawah :(
BalasHapusbawah laut sudah bagus tanpa perlu dipasang apapun
HapusYa Allah baru baca dan ikut ngelus dada. Saya paham sih knp mas Indra jd berapi2, secara ini deket ya, di Lampung:( Dan sbg warganya pasti ikut terheran2 dgn ini. Tapi di atas itu semua, memang aneh sekaliber BRI mengklaim melakukan CSR dgn cara ini, dan kok bisa2nya menyabet rekor MURI :( :( Ga ada tim yg bisa berargumen kasi bentuk CSR yg lbh masuk akal apa ya *pengenteriak
BalasHapusdukung hal yang aneh berjamaah
HapusSejak muncul destinasi digital, maka gaung wisata yang katanya untuk memajukan ekonomi warga setempat memang berjalan. Mengikuti trend buat foto ala-ala instagram, di post fot IG ku.. di lahat itu tahun lalu aku ke sana enak banget adem pemandangan tapi sekarang juga udah dibuat ala2 kekinian.
BalasHapusdemi selfie dan unggah photo kece tak mengindahkan habitat lingkungan lagi ... coba pasang ATM itu di Langit biar bisa selfie di Langit
HapusIni kok guoblog tenan??? Hadeeeh... Jadi stres sendiri kan.
BalasHapushahahaa.... berbuat tanpa berfikir
HapusPara wisatawan kekinian nanti datang selfi bareng banke atm secara masal dan bisa jadi mengganggu dan merusak lingkungan alami yang ada di sekitarnya.
BalasHapuskehabisan ide mas...
Hapusi got your point there mas. kalo mau buat rumpon ya harus nya gak dijadiin tempat swafoto. Ini sebenernya PR untuk dinas pariwisata di daerah-daerah se indonesia, bahwa tempat wisata itu ga selalu konsepnya harus untuk swafoto. Harusnya kan ada research dan research untuk pengembangan wisata yang eco-friendly.... nggak dong. semua-semua buat swa-foto kekinian ala-ala manja.
BalasHapusdan sebenernya PR juga buat para travel blogger untuk bisa mengemukakan hal kaya gini. bahwa, mengembangkan pariwisata bisa dilakukan dengan nggak alay. so, kudos for you!
yes mas. indeed
HapusHehe jadi inget pas ane baru banget maen ke pahawang tahun 2010-2011,pahawang tuh sepi bangeeeeeeet, sampe 2012 diajakin senior buat kegiatan tanam mangrove pas kebetulan tamu nya pak menteri kehutanan yang sekarang jadi ketua MPR,dan ane ngomong dalam hati 3 atau 4 tahun yang akan datang nih tempat bakal rame banget nih, dan jeng jeng jeng bener aja 2014 - 2015 berkat pesatnya dunia maya, pesat pula kerusakan terumbu karang disana.
BalasHapusInget senior ane yang dari jaman bien, sudah mulai transplantasi terumbu karang diteluk lampung, yang buat emejing dengar cerita mereka, media yang dipakai kan besi agar berat saat ditaruh didasar laut, sudah diperhitungkan dr ukuran besi yang dipakai dan bentuknya menyerupai kerucut, dan mereka pakai biaya sendiri bukan bantuan pemerintah atau apapun, ya karena senang aja ngelakuin nya. di cek tiap sebulan sekali untuk di bersihkan lumut nya, dannnn mereka syok besi nya ilang ada yang nyolong hahaha, eh apa ya kata yang pantes? Tapi mereka sedikit senang sih, karena beberapa coral tumbuh sesuai harapan, jadi mereka mulai tata lagi dikumpulkan jadi satu, kalau pulau tegal dll itu mah tempat maen waktu kecil karena sebelum tahun 98 ayah petani rumput laut di daerah lempasing, jadi kalau pulau Tegal dan sekitar nya mah sering main.
Tapi semenjak itu mereka kalau buat kegiatan coral transplantation tempat nya milih yang tersembunyi dan agak dalam biar susah mau nyuri besi nya lagi, dan kalau kegiatan sudah selesai mereka titip ke warga A untuk diperhatikan dan diberi tanggung jawab, kan tempat hidup mereka sudah dibantu dilestarikan jadi mohon kerja sama nya, karena itu tempat main kami, jadi ya menurut saya warga sekitar PESISIR TELUK LAMPUNG, jangan pikirkan keuntungan sesaat saja, dan jangan pula karena diimingi uang 300juta lajuuuuuu, iya aja mau diapain lautnya. Tapi saya jadi keinget kata2 pak lurah pahawang dulu pas tahun 2012 (lupa nama nya) pas izin mau buat kegiatan disana "Saya ini hanya tunas, yang berlindung dibawah pohon besar dari terpaan badai dan hujan" jujur, dulu kalo ada kegiatan saya cuma jadi bendahara, ngerti nya megang uang wkwkwkwkk jadi pas beliau ngomong begitu gak nyambung, sekarang sih ya cuma bisa manggut2 *you know what I mean* pasal 1 atasan gak pernah salah, kalau salah balik ke pasal 1, sama-sama tau aja hahahaha *ups terima kasih sudah boleh curcol.
skrg kawasan pahawang semakin miris mba...
HapusWah, ada ATM di dalam laut keren bang Indra
BalasHapusKeren Bodohnya yang punya Ide memasukkan bangke mesin ATM dalem laut yaaa...heheheheh
HapusKalo kata orang sunda mah 'Aya-aya wae'.
BalasHapus