…”Kita singgah ke Istana Dalam Loka
dulu ya…” ajak Bambang pada saya dan
mba Donna usai kami mendarat selamat di
Sumbawa pagi itu. Sebagai orang yang baru pertama kali mendatangi Sumbawa, tentu tak keberatan bila diajak tandang ke
lokasi menarik. Terlebih beberapa menit sebelumnya, asupan gizi telah terisi
Soto Kambing dan Soto Ayam khas Sumbawa yang lezat (saking lezatnya, sampai
saya nambah 2 kali!! – lapar dan hobi
emang beda tipis sih, ya…). Bambang berperan mengatur jadwal kunjungan saya
dan mba Donna dari jauh hari. Pandu – karibnya Bambang turut bergabung bersama
kami. “Tak lengkap ke Sumbawa, kalau belum ke Istana Dalam Loka” ujar Pandu. Semakin
saya penasaran. Terlebih wujud dari
Istana Dalam Loka itu konon merupakan bangunan kayu berbentuk panggung terbesar
di dunia!!.
Wujud Bangunan Istana Dalam Loka |
Ternyata, kabar Istana Dalam Loka yang
merupakan bangunan kayu berbentuk panggung terbesar di dunia itu bukanlah
hisapan jempol. Saat kendaraan berhenti dibagian luar halaman Istana Dalam
Loka, saya benar-benar melihat wujud bangunan rumah panggung terbuat dari kayu
berukuran besar. Saat mendekati bangunan
tersebut, mata saya tak henti mengagumi bentuk bangunan. Beberapa pengunjung
terlihat mengabadikan diri mereka dibeberapa bagian dari Istana Dalam Loka. Sungguh bangunan kayu yang memikat.
Masjid Jami’ Nurulhuda disebelah barat |
ASMAUL
HUSNA DAN BANGUNAN TANPA PAKU
Seorang pria penjaga bangunan
menghampiri kami pagi itu. Pak Rahman namanya. Dari pak Rahman, saya mendapat
beberapa informasi mengenai bangunan kayu berbentuk rumah panggung dengan jenis
kayu jati ukuran besar dengan kualitas terbaik yang didatangkan dari hutan
Timung. Bangunan istana dengan luas 904 m2 tersebut terdiri dari dua lantai. Yang unik,
tiang lantai satu tersambung dengan tiang yang ada di lantai dua. Sambungannya
menggunakan sistem baji yang sangat lentur sehingga bangunan kayu tak mudah
runtuh bila terjadi gempa. Konstruksi bangunan istana pun tidak menggunakan
paku besi. Melainkan menggunakan pasak kayu yang menghubungkan bagian satu
dengan bagian lainnya. “awalnya, bagian atap itu berupa jerami” jelas pak
Rahman ketika saya tanya soal atap bangunan. “tapi kemudian diganti bilah kayu
karena bila jerami khawatir mudah terbakar matahari” ujar pak Rahman.
Lihat, ada tampakan kayu tiang penyangga bangunan yang menyembul di lantai 1. |
Yang menarik, dari bagian luar bentuk
bangunan adalah tiang-tiang penyangga bangunan yang nampak rapat dan ternyata
jumlahnya terdiri dari 99 tiang. 98
tiang kayu jati dan 1 buah tiang gantung. “tiang bangunan melambangkan 99
Asmaul Husna (99 Nama Allah SWT)” ujar pak Rahman. Semakin kagumlah saya pada
bangunan istana. Ada kandungan filosofi islam dibalik setiap bentuk dan fungsi
bangunan. Bangunan istana berwujud bangunan kembar. Dengan ukuran yang sama
pada kiri dan kanan dan sebuah tetegasa (tangga) berukuran lebar terletak
ditengahnya. Uniknya, bentuk tangga yang bagai bentangan kayu luas tersebut
tersekat oleh bilah-bilah yang berfungsi sebagai pijakan. “siapapun yang meniti
tangga, secara otomatis membungkukkan badan karena melalui bilah-bilah yang
berfungsi sebagai anak tangga ini” sahut Pandu dan Bambang ketika saya terpana
melihat bentuk tangga utama dibagian depan bangunan.
Wujud Bangunan Istana dengan titian tangga yang Unik penuh makna. |
RUANGAN
DAN ORNAMEN ISTANA
Istana Dalam Loka dibangun saat Sultan
Muhammad Jalaluddin III berkuasa (1883-1931). Tepatnya pada tahun 1885. Saat
itu, Sultan Muhammad Jalaluddin III merupakan Sultan ke-16 dari dinasti Dewa
Dalam Bawa. Istana Dalam Loka yang kala itu disebut Bala Rae merupakan bangunan
utama dari wujud Istana (dalam), disamping beberapa bagian istana lainnya.
Memasuki ruang dalam dari bangunan utama, terdapat photo-photo yang bertutur
sejarah bangunan hingga Kesultanan yang berkuasa lengkap dengan aktivitias para
Sultan sejak masa lalu. Dibeberapa photo saya mengagumi gaya berbusana para
sultan dan kerabat lainnya yang terbilang stylish
dimasanya. Ruang utama yang kami datangi bernama Lunyuk Agung – berupa ruang tempat
pelaksanaan acara-acara sakral atau tempat Sultan menerima kedatangan tamu
agung. Disalah satu sudut, terdapat
singgasana dihias kain warna-warni lengkap
dengan kursi Sultan.
Singgasana Sultan |
Masuk kebagian tengah ruangan dari
bangunan panggung, pengunjung akan melihat ruang keluarga sekaligus sekat-sekat
kamar tempat peristirahatan Sultan, Permaisuri dan Puteri Sultan hingga kamar
tidur inang atau pengasuh dari anak-anak Sultan. Ukuran tiap kamar terbilang
luas. Bahkan ukuran bentuk dapur dibagian belakang bangunan nyaris sama dengan
ukuran ruang dibagian tengah. –hhmmm,
bisa jadi pembantu yang dulu kerja di
dapur, rame’ banged!..hihihi.
Tak banyak perabotan dibagian dalam istana.
“Sebagai bangunan tua, sangat beresiko bila memuat banyak perabotan” jelas pak
Rahman saat saya bertanya soal perabotan istana. Selain itu, para keturunan keluarga
Sultan kini tinggal di bangunan Istana Bala Puti dan Istana Kuning – dua bangunan
yang letaknya terpisah dengan Istana Dalam Loka.
Ruangan Utama - Lunyuk Agung lengkap dengan photo photo bukti sejarah |
ruang tengah dan tangga penghubung ke bagian lantai 2 |
Bangunan istana juga sarat akan ornamen
bernuansa islam. Seperti pahatan buah nanas pada kayu yang menggambarkan
Habluminannas (hubungan antar manusia). Ada pula bentuk Bangkung yang terdapat
dibagian atap istana yang menggambarkan bangunan Istana menghadap ke selatan
tidak berhadapan dengan masjid Kesultanan yang terdapat dibagian utara.
Wujud Bangunan Kayu dan Tiang Tiang Penyangganya. |
“Ke lantai 2 yook…” ajak Bambang dan Pandu. “Silakan…” ucap pak Rahman
mengarahkan kami naik. Sebuah tangga kayu dengan kemiringan yang terbilang
curam dan pijakan yang sempit menghubungkan ruangan dilantai 1 dengan lantai 2.
Kami menuju lantai 2 dibagian salah satu bangunan. Karena dibagian bangunan
lain terdapat pula bentuk lantai 2 dengan ukuran yang sama. “Ini tempat bermainnya para Puteri Sultan
dahulu” ucap Pandu pada saya. Melihat bagian lantai 2 yang luas, terbayang para
Puteri Sultan bersendagurau. “Kalau ada acara di halaman bawah atau jalan raya,
para Puteri tak perlu turun. Mereka cukup melihat acara tersebut dari jendela
ini.” Terang Pandu sembari mempraktekkan
duduk berdekatan jendela yang menghadap langsung ke halaman dan jalan raya
termasuk posisi Masjid Jami’ Nurulhuda disebelah barat.
photo di lantai 2 - ruang bermain anak Sultan... Anggaplah kami ini anak anak Sultan.!! wkwkw |
Sebagai pendatang, saya berdua mba
Donna tak henti mengabadikan diri disetiap sudut dalam bangunan Istana. Termasuk
photo bersama adik kecil memakai baju khas wanita Sumbawa yang sedang tandang
ke Istana. Istana Dalam Loka juga merupakan
saksi sejarah yang menggambarkan betapa agungnya semangat religious Kesultanan
Sumbawa dimasa kolonial Belanda kala
itu. Bahkan rancang bangun dari Istana berisi pesan filosofis berbunyi ; “Adat
Barenti Ko Syara’, Syara’ Berenti Ko Kitabullah” yang mengandung makna ; bahwa
semua aturan adat istiadat maupun nilai nilai dalam sendi kehidupan Tau Samawa
(masyarakat Sumbawa) harus berlandaskan pada Syariat Islam.
Photo Narsis dulu dengan wujud Istana tampak depan. |
Secara fungsi, bangunan Istana Dalam
Loka kini menjadi cagar budaya sekaligus mengingatkan kita pada kejayaan
Kesultanan Sumbawa. Meski dahulu sempat berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan
juga kediaman Sultan sebelum kemudian keluarga Sultan pindah ke Istana Bala
Puti ditahun 1934. Kini, di kawasan Istana
Dalam Loka kerap dijadikan sebagai lokasi kegiatan kepariwisataan dan juga seni
budaya khas Sumbawa. Mengingat letaknya yang strategis dalam kawasan Seketeng di pusat kota Sumbawa
Besar. Hanya 2,5 km dari letak Bandara Sultan Kaharruddin. Dengan akses kendaraan
umum yang mudah. Jika belum sempat tandang ke Sumbawa, kamu bisa melihat bentuk bangunan Istana Dalam Loka ini dalam anjungan
provinsi Nusa Tenggara Barat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.
Haseeeek, ada yang manis-manis hehehe. Btw, foto2nya bagus ngambil angle-nya, Ndra. Informatif. Dan gue nemu beberapa hal justru bukan karena lihat di sana tp lihat di foto di blog ini. Makin kece deh blog-nya
BalasHapusmakasih lhoooo pujiannya ...heheh kan belajar dari mbak nya yang lirikan mata maut ituuuu wkwkwkwkw.....
Hapusluas kali itu dalam istana. memang kalau bentuk istana begini dapurnya termasuk luas karena biasanya mereka ngidang makanan untuk orang banyak. seru nih kelas inspirasi bisa sekaligus telisik sejarah.
BalasHapus