paras Mamak Wayak - photo by Bang Eka |
Sebagai
salah satu bagian dari seni budaya nusantara, topeng tak sekedar benda yang terpahat dari kayu pilihan. Topeng
mewakili kisah panjang dibalik bentuk dan warnanya. Dari setiap bentuk Topeng memiliki
kandungan filosofi yang telah terbentuk ratusan bahkan ribuan tahun silam. Di Indonesia sendiri, ada puluhan jenis tari
dan seni pertunjukkan yang menggunakan topeng sebagai daya tariknya. Tak
terkecuali di Lampung. Provinsi yang terletak di paling ujung selatan dari
pulau Sumatera ini memiliki bentuk kesenian topeng dengan nama ; SEKURA.
dari beranda Lamban Sekura - kediaman Mamak Wayak - kawasan pekon yang asri |
Sekura
adalah sebutan untuk topeng atau kerap disebut masyarakat Lampung ‘tuping’.
Berkembang sejak lampau di masyarakat Lampung Pesisir. Saat ini, Sekura mudah dijumpai di Lampung
Barat mengingat masih terdapat seni pertunjukan hingga event tahunan daerah
yang menggunakan Sekura tersebut. Tapi, tahu kah kamu pembuat Sekura di Lampung
Barat ?. Okeh genks, mari simak
uraian kisah saya berikut …
ragam ekspresi Sekura karya Mamak Wayak |
saya dan Mamak Wayak dalam sebuah perbincangan di Kebun Raya Liwa - photo by bang Endang |
ASAL MULA SEKURA
Wajah
sumringahnya menyambut kehadiran saya dan rekan-rekan sore itu. “mari masuk…” ujar Harun HS atau yang kerap disapa Mamak Wayak,
empunya rumah, (Mamak, dalam masyarakat Lampung Barat berarti Paman). Suasana
sore semakin berkesan kala kopi hangat tersaji. Sungguh baik ia menyambut
tetamu yang datang. Ragam rupa Sekura
berjajar di sebuah dinding pada bagian dalam rumah panggung yang kami kunjungi.
Tatapan saya terpaku pada setiap bentuk dari Sekura yang mewakili beragam
ekspresi. “Setiap Sekura yang tercipta pasti punya cerita masing-masing, ya?” tanya saya pada Mamak Wayak. Ia mengangguk
dengan senyuman mengembang diwajahnya.
“Sekura itu bagian dari budaya Lampung pesisir. Telah ada sejak masa Skala Brak kuno…” Mamak
Wayak mengawali kisahnya. Saya dan rekan rekan pun menyimak.
jajaran Sekura beragam ekspresi di dinding rumah Mamak Wayak |
Mamak Wayak menuturkan beragam ekspresi dari Sekura karya nya - photo by bang Eka |
Pada
masa kejayaan Ratu Sekermong, dijaman Skala Brak kuno, Sekura jadi penutup
wajah yang kerap dikenakan ketika terjadi perang saudara. “sebagai penganut animisme,
perang saudara kerap terjadi dimasa itu.” ucap Mamak Wayak. Itulah mengapa
masyarakat Lampung Pesisir yang mendiami kawasan Skala Brak Kuno menggunakan
Sekura. Agar tidak terjadi keraguan ketika melakukan tindakan pembunuhan.
“Mengapa terjadi perang antar saudara?” tanya
saya penasaran. Mamak Wayak tersenyum tenang. “tentu ada runutan kisah panjang
yang menyebabkan hal itu terjadi” ucap pria 2 anak ini berdiplomatis.
Tentu
runutan kisah bernilai sejarah akan berhari-hari tersaji bila saja harus
dijabarkan sebab musabab terjadinya peperangan antar saudara pada masa Skala
Brak Kuno. Setidaknya, masa itu telah berlalu. Masa animisme pun berakhir, ketika
Empat Kepaksian hadir dan membawa pengaruh Islam di Bumi Sekala Brak yang
kemudian menjadi identitas khas kawasan Lampung Barat saat ini. Dan nilai
sejarah serta filosofi kisah dibalik Sekura menambah pesona terhadap wujud
Sekura itu sendiri.
proses awal pembuatan - pengolahan kayu hingga pemahatan bentuk Sekura - photo by bang Eka |
“Saya
merasa terpanggil untuk mengenalkan Sekura sekaligus melestarikan nilai-nilai
budaya Lampung Pesisir melalui Sekura” jelas Mamak Wayak ketika saya tanya
alasan ia menekuni pembuatan Sekura di tahun 2017. “Sekura sering tampil di banyak acara, tapi tak
diimbangi dengan pembuatan bentuk Sekura itu sendiri” ucap Mamak Wayak. Beragam
bentuk dan ekspresi Sekura telah tercipta. Bahkan puluhan karya Sekura Mamak
Wayak menghias sajian tari dan pertunjukan di Lampung Barat hingga jadi barang
koleksi para penggemar seni topeng nusantara.
Soal
pengerjaan, Mamak Wayak tidak terlalu memasang target. “kadang 1 topeng dapat
dikerjakan 5 hari. Tapi ada pula yang proses pengerjaannya lebih lama dari 5
hari” jelas Mamak Wayak yang mayoritas menggunakan jenis kayu Randu dalam pembuatan
Sekura. “Selain jenis kayu Randu, Sekura juga dapat menggunakan bahan baku dari jenis kayu Cempaka dan kayu
Suren – sejenis batang pohon durian” terang pria kelahiran Canggu, 19 Agustus
1977 tersebut. Meski Sekura Mamak Wayak mayoritas tercipta dari jenis kayu
Randu, ternyata memiliki kendala dalam pembuatan bila bentuk kayu masih dalam
keadaan basah. “mengolah kayu Randu menjadi Sekura, harus dalam kondisi
benar-benar kering” terang Mamak Wayak. “bila masih basah atau lembab, Sekura
nantinya akan pecah” lanjutnya.
Mamak Wayak melakukan Finishing bentuk dari setiap Sekura yang ia ciptakan. |
JENIS SEKURA DALAM BERAGAM ACARA
Bagi
masyarakat Lampung Barat, Sekura kini
menjadi salah satu sajian seni dalam sebuah pertujukan hingga manjadi bagian
dari budaya. Wujud Sekura akan mudah sekali ditemui kala pesta budaya tahunan
khas Lampung Barat berupa Festival Skala Bekhak. Pesta Sekura pun tersaji dalam tradisi perayaan Idul Fitri yang
dilakukan secara bergilir oleh beberapa desa (pekon) di Lampung Barat.
rupa sajian dari Sekura Kamak (kotor) dengan tampilan compang-camping |
BACA JUGA ; FESTIVAL SKALA BRAK 2017
sajian Sekura Betik - tampilan yang lebih rapih dengan hiasan penunjang berupa kain dan kacamata. |
Yang
menarik, Sekura akan tersaji bersama hiasan kain-kain dan busana warna warni
hingga ada pula Sekura yang berdampingan dengan dedaunan dan pakaian
compang-camping. Nah, sesuai wujud sajiannya, Sekura yang tampil
compang-camping tersebut disebut Sekura Kamak alias Sekura Kotor. Beragam penggambaran beragam ekspresi dari
setiap tuping Sekura pun dapat mudah kita jumpai. Bersanding dengan aksesories
pelangkap tampilan, seperti kaca mata dan
kain batik beragam motif. Selain Sekura Kamak, ada pula Sekura Betik
yang tampil lebih rapih dan bersahaja ketimbang Sekura Kamak. Baik Sekura Betik
maupun Sekura Kamak kerap menyajikan gerakan gerakan yang atraktif sebagai
penggambaran suka cita disetiap sajian acara yang berlangsung.
Bila
tertarik untuk melihat secara langusng jajaran Sekura beragam ekspresi karya
Mamak Wayak, jangan lewatkan bertandang ke Lamban Sekura Mamak Wayak yang
berada di jalan Pekon Negeri Ratu – Pemangku II Pekon Negeri Ratu kecamatan
Batu Brak. Persis kawasan asri jajaran rumah panggung sebelum memasuki kawasan
Bukit Geredai Bawang Bakung. Kamu dapat
menjadikan Sekura sebagai buah tangan dengan harga mulai dari Rp.50.000,- Rp.100.000,- per topeng tergantung dari bahan
baku dan kerumitan pembuatan Sekura itu sendiri. “Semoga upaya yang saya dan
pengerajin lain lakukan dalam pengembangan Sekura dapat diapresiasi oleh
instansi terkait dan seluruh mayarakat, sebagai upaya melestarikan dan menjaga
khasanah budaya” harap Mamak Wayak.
Lamban
Sekura Mamak Wayak Lampung Barat – 082176434567
Pertama-tama, dan mamak yang artinya paman sama dengan di Minangkabau. Di sana secara spesifik Mamak adalah Kakak atau Adik lelaki dari ibu kita tapi juga berlanjut ke keluarga besar yang masih satu keturunan ibu yang disebut saudara seperut...
BalasHapusYang kedua topeng sebagai alat pelindung wajah rupanya sudah digunakan nenek moyang sejak ratusan tahun yang lalu yang. Pantesan lahir istilah memakai topeng bagi orang-orang yang suka berpura-pura, menyembunyikan yang asli dan menampilkan wajah yang berbeda sama sekali.
Menarik mengkaji masalah topeng ini....
yes mbaa..uniknya di beberapa kawasan di nusantara punya topeng khas masing masing dan kisah dibalik topeng topeng tersebut. dan ternyta Lampung punya SEKURA.
HapusEkspresi topengnya gak ada yang sama. Kalau dipakai untuk pementasan teater, kayaknya keren yaaa
BalasHapusbeberapa pembeli memang mereka yang berkecimpung di dunia seni tari atau teater gitu
Hapusaku kira mamak itu cewek.. pas sampe bawah ternyata cowok ya bang.. btw kok awal sebelum di pakai lucu pas di pakai atraksi jadi agak serem ya topengnya..
BalasHapushehehe... saat atraksi. Sekura kan ada dua bagian ada yang tampil rapih ada yang tampil compang camping.
HapusTopengnya khas dan beda dengan topeng lainnya. Bisa tidak ya topeng dibuat dari kayu lain selain kayu randu
BalasHapuskayu lain tentu bisa tapi ada kesulitan pada proses pengerjaan karena jenis kayu lain cenderung tebal dan lama keringnya
HapusWah, mirip seperti adat karo ya. Dalam adat karo, mama (tanpa k), juga merupakan panggilan untuk paman.
BalasHapusSekura ini bentuknya cukup nakutin ya. Agak serem juga kayaknya buat dijadiin oleh-oleh *IMHO*
hehehehe...jika anti mainstream, oleh oleh topeng jadi lucu yaa kakak..hehehe
HapusRasanya pas ke Festival Tanggamus 2015 lalu ada tarian Sekura ini ya bang. Dan, kalau Jojo diajakin ke sini, bisa jadi dia ngeborong banyak topeng hehe. Menarik lihat proses pembuatannya. Dan, foto2nya yang B/W itu pas banget. Ketjeh.
BalasHapusyess.... Jojo demen yaaa dengan jenis topeng gitu..kayaknya nanti aku bawain deh kalo ketemu Jojo lagi hehehe... Yayan kapan dong ke Lampung lagi...
HapusJadi pembuatan topeng ini masih manual ya. Berarti gak ada bentuk topeng yang sama. Orang seperti Mamak Wayak ini memang harus diapresiasi nih. Dia melestarikan satu karya yang bersumber dari tradisi.
BalasHapusbetul segala pembuatan denganc ara manual... tak ada yang sama dan tak bisa di ulang sama persis. limited editions.
HapusSekura nya bagus-bagus. Itu emang warna sekura nya cenderung warna kayu mentah begitu ya? Atau bisa dihias pake warna lain?
BalasHapusMamak Wayak membuat SEKURA tanpa banyak color. Warna Sekura dihasilkan dari proses pengasapan dan pengeringan. jika pun di warnai biasanya dilakukan oleh pihak sanggar atau teater yang membeli produk mamak Wayak
HapusKeren
BalasHapus