… aku cinta
kepadamu,
Aku rindu, dipelukmu,
Namun ku keliru, telah membunuh,
Cinta dia dan diri mu …
Pasti
tau dong, penggalan lirik lagu
diatas. Yes, potongan bagian refrain dari lagu berjudul KELIRU yang merupakan salah satu lagu
Hits dari sang Diva – Ruth Sahanaya. Meski ada lho yang ngotot itu lagu
dari Reza Artamevia!. Hhmm… kok bisa yaa?!. gini ceritanya …
***
arah masuk ke dalam dermaga Poto Tano |
arah menuju dermaga yang menghubungkan kamu ke kawasan Pulau Kenawa |
Kendaraan
yang dikemudikan Pandu membawa saya, Bambang dan mba Donna dari pusat kota ke
bagian barat Sumbawa siang itu. Meski sempat disapa hujan dalam perjalanan,
tetapi kami yakin cuaca akan cerah ketika tiba di pulau Kenawa. Seperti biasa,
sebagai pejalan, saya tak pernah terlalu cari tau soal lokasi kunjungan.
Terlebih bareng orang orang seru. Yaaa,
dibawa seru aja. Pekara lokasi kunjungannya gimana, itu sih urusan nanti. Enjoy the Trip aja dech!.
Tak
heran bila sepanjang perjalanan jadi ajang bertutur banyak hal. Mulai dari soal
pekerjaan, bahas berita serius hingga celotehan tak penting termasuk medley
lagu lagu asal bunyi mendesah-desah pun berkumandang.
dermaga menuju pulau Kenawa |
jenis kapal yang kami naiki menuju pulau Kenawa |
TANDANG KE PULAU KENAWA
Buat
kamu yang ingin ke pulau Kenawa, butuh melakukan perjalanan darat selama 1 jam
dari pusat kota Sumbawa menuju pelabuhan Poto Tano. Bisa juga ditempuh dengan
menumpang pada kapal besar yang berlayar selama dua jam dari Lombok ke pelabuhan Poto
Tano – Sumbawa. Untuk mengakses Pulau
Kenawa, kamu harus menaiki kapal kecil dari kawasan dermaga Poto Tano. Tak ada kapal besar langsung dari Poto Tano ke
Pulau Kenawa. Dari dermaga Poto Tano, kamu tinggal berjalan kebagian luar dari
kawasan pelabuhan, lalu menuju dermaga perahu kecil yang dapat di sewa menuju
Pulau Kenawa.
Karena
saya dan mba Donna membawa Bambang dan Pandu – sang lokal Guide yang terkenal
seantero Sumbawa Raya itu, maka segala keperluan perjalanan telah diatur dengan
manis oleh Bambang. Tak menunggu terlalu
lama, si empunya kapal yang telah
dihubungi Bambang bergegas mengantarkan kami dari dermaga Poto Tano menuju
Pulau Kenawa. Soal harga kapal,
pengunjung membayar Rp.250.000,- satu kapal (PP) muatan maksimal 8 orang. Tapi
ada pula jenis kapal kayu yang muatannya bisa mencapai 10 hingga 15 orang. Soal
harga sewa kapan, kamu harus pandai pandai menawar harga yaaa…supaya dapet harga yang sesuai budget kamu!, hehehe.
pesona Pulau Kenawa dari kejauhan |
Pulau
Kenawa, adalah pulau kecil tak berpenghuni dengan luas lahan mencapai 15
hektar. Terletak di kawasan Sumbawa Barat, tepatnya di kecamatan Poto Tano. Disebelah pulau Kenawa ada juga Pulau
Paserang yang tak kalah cantik untuk dikunjungi. Setelah sekitar 20 menit
berlayar dari dermaga Poto Tano, kami tiba di bagian depan Pulau Kenawa. Melihat wujud pulau dari jauh saja saya dan
mba Donna terkagum-kagum. Sore itu, Pulau Kenawa tak terlalu ramai pengunjung.
Hanya beberapa terlihat. Selebihnya, adalah penjaja makanan di warung kayu sederhana
pada bagian depan Pulau Kenawa. Bambang yang sedari perjalanan telah sibuk
dengan banyaknya telepon dari para kolega kami tinggalkan sejenak. Saya, mba
Donna dan Pandu langsung kebagian tengah pulau yang seolah mengundang kami
mendekat.
spot photo instagramable |
photo model (juga) |
Seperti
biasa, photo photo beragam gaya suka suka pun berlangsung saat berada di tengah
kawasan pulau Kenawa. Termasuk photo kaos Endorse…hhmmm…Secara
khaann….hahaha. Rerumputan hijau
membentang bak permadani menyelimuti kawasan pulau Kenawa. Konon, rerumputan
yang menghijau itu akan berwarna kuning keemasan ketika musim kemarau tiba.
Tapi meski begitu, berwarna hijau atau pun kuning, rerumputan di dalam Pulau
Kenawa seolah jadi magnet pengunjung untuk mengabadikan moment.
Ketika
saya, Pandu dan mba Donna puas mengabadikan diri dan photo beragam gaya,
Bambang tetap belum selesai dengan teleponnya. Tentu sibuk ia dengan para
koleganya. Biasalah, Banker teladan se Sumbawa, memang jadi tumpuan banyak
pihak!. Hobah!!.
spot Instagramable |
hamparan pantai yang bersih di bibir pulau Kenawa |
KELIRU BY REZA SAHANAYA
Kami
pun melangkahkan kaki kebagian depan menghampiri bibir pantai yang tak kalah
menggoda, setelah puas mengabadikan diri di rerumputan hijau Pulau Kenawa.
Sejenak saya mendendangkan lagu ‘Satu Yang Tak Bisa Lepas’ miliknya Reza
Artamevia saat menikmati deru ombak dan pasir pantai di dermaga kayu. Mba Donna
dan Pandu pun perlahan mengikuti lagu yang saya dendangkan.
…”ada
lho lagu Reza yang aku suka banget!”…
celetuk Bambang mendekati kami. Tampaknya urusan telepon menelepon telah usai.
“apa
judulnya?” tanya saya penasaran.
Bambang
nampak berfikir keras. “duh..itu lho.. apa yaa judulnya, itu..”
Saya,
mba Donna dan Pandu pun hening sejenak. Memberi waktu pada Bambang berfikir
soal judul lagu Reza Artamevia yang ia suka.
“itu lho. Judulnya… KELIRU!” ucap Bambang
percaya diri.
“hah!!. KELIRU itu lagu Ruth Sahanya!!!!”
teriak saya kesal.
Udah
lama nungguin, kirain apa!. Ngomong kenceng, salah pulak!!.
Pecahlah
tawa mba Donna dan Pandu kala melihat celetukan Bambang yang saya balas bentakan
karena salah sebut judul lagu.
“oh, bukan lagu Reza yaa itu?!!. Pantas aku cari cari setiap karokean gak pernah
ketemu!” sahut Bambang polos.
“yok nyanyi lagu itu aja..” ajak mba
Donna sambil cekikian.
Saya
sebenarnya malas mendendangkan lagu Keliru setelah Bambang salah sebut. Udah
berjam-jam terima telepon, eh pas
gabung salah sebut pula!. Uuggrrhhh!!.
mengabadikan diri di tulisan Pulau Kenawa |
Kami
sempat berniat menyanyikan lagu Keliru bersama-sama. Terlebih mba Donna
menyemangati kami buat nyanyi bareng. “eh,
kita sudah dijemput” ucap Pandu ketika melihat pengemudi kapal yang kami naiki
memanggil dari kejauhan. Cukup lama ternyata kami berada di Pulau Kenawa.
Sampai lupa waktu. Meski tak banyak yang bisa kami lakukan. Bakal lebih seru
kalo pakai acara gelar tenda di pulau Kenawa dan menunggu matahari menyapa
keesokan paginya. Tapi jadwal kami sangat padat. Ada banyak destinasi yang
harus kami datangi.
“tak
apa bila ada penumpang lain yang ikut bergabung ?” tanya bapak nahkoda kapal
pada kami. Mba Donna menyahut setuju. Kami pun tak masalah. “ayooo nyanyi lagu
Keliru” ajak Bambang pada saya. Ia tahu saya tak berminat. Pandu mulai
berdendang. Saya pun tertarik ikutserta.
… di..lubuk, hatiku tersimpan…
Lirik
demi lirik lagu KELIRU – milik Ruth Sahanaya pun berkumandang. Sepasang
penumpang yang baru datang tampak mesem mesem. Berasa da hiburan gratis. Bambang makin semangat. Merasa ada yang
menyukai lagu yang ia dendangkan. Mba Donna pun ikut bernyanyi. Mengajak saya
bernyanyi bersama. Semakin keraslah volume lagu yang kami dendangkan. Pandu
melirik kearah sejoli yang makin mesra saat lagu kami makin menggema. Kasihan Pandu.
Tentu baper ia. Hanya Pandu yang masih single diantara kami. Derita single yaa.. hhmm…
Kapal
terus bergerak kembali menuju dermaga Poto Tano. Lagu berjudul KELIRU terus
berkumandang. Tak hanya sebatas Pulau Kenawa dan Dermaga Poto Tano saja. Tapi
menggema hingga berhari-hari selama di Sumbawa.
Meski KELIRU hanyalah judul lagu. Tapi seolah jadi lagu yang menyatukan
kala dinyanyikan bersamaan. Meski Bambang tetap tak bisa membedakan antara Ruth
Sahanaya dan Reza Artamevia. Baginya Lagu berjudul KELIRU itu milik Reza
Sahanaya!.
Brand Ambassador Pulau Kenawa |
Noted ;
Buat
yang mau pesan dan sewa kapal dari pelabuhan Poto Tano ke Pulau Kenawa bisa
hubungi Pak Ahmad – 081909188899. Tapi Ingat ya, pandai pandai lah menawar
harga. Semoga kamu beruntung dapat harga terjangkau.
Baca lagi tulisan ini bikin kangen abiiiiisssss...
BalasHapus