…”Indra aja,
Boss. Dia sanggup tuh dilepas tugas
sendirian.” usul rekan kerja dalam rapat pembagian tugas. Ketika beberapa rekan
dapat jadwal kerja ke pulau Jawa dan Sumatera. Nama saya justru masuk dalam penugasan
ke Banjarmasin – Kalimantan Selatan. Tak ada upaya saya untuk menolak kala itu.
Meski beberapa rekan kerja seolah menghindari penugasan ke pulau Kalimantan. Tak
seramai pulau Jawa, kata mereka.
Ke Banjarmasin adalah tugas luar kota pertama saya
pada awal 2014 silam. Juga pengalaman pertama tandang ke pulau Kalimantan
secara langsung. Bila masa sekolah dulu, Kalimantan hanyalah hamparan peta
nusantara yang selalu dibahas dalam pelajaran geografi ataupun sejarah. Siapa sangka
puluhan tahun kemudian, ketika status saya sebagai pekerja, saya berkesempatan
tandang ke kota seribu sungai tersebut.
Binuang, salah satu kecamatan dalam kabupaten Tapin
– Kalimantan Selatan, adalah tempat saya
menunaikan tugas pengawasan terhadap pelaksanaan project Desa Mandiri. Mempelajari
budaya masyarakat setempat adalah aktivitas harian saya. Pada awal kedatangan,
saya sempat kaget saat melakukan interaksi dengan masyarakat Binuang. Volume
suara mereka ketika bertutur jauh lebih keras ketimbang saya yang berasal dari
Lampung!. hahaha. Selain itu, masyarakat di Banjarmasin terbilang ekspresif dan
ramah pada pendatang. Mereka tak sungkan merangkul bila menyukai pribadi seseorang. Tak heran bila suku pendatang dapat hidup rukun
berdampingan dengan suku Banjar dan Dayak yang menjadi suku asli di
Banjarmasin.
PASAR
TERAPUNG DAN KULINER KHAS
Diakhir pekan, saya memanfaatkan waktu dengan
mendatangi destinasi wisata menarik di Banjarmasin. Salah satu yang ingin
sekali saya datangi langsung adalah pasar terapung. Spot wisata iconic di
Kalimantan Selatan ini sungguh memikat saya. Jauh sebelum saya mendapat tugas
kantor ke Banjarmasin. Waktu terbaik mendatangi pasar terapung adalah kala pagi
buta. Moment sunrise jadi bonus kala susur sungai menuju lokasi pasar
terapung. Akses menuju Pasar Terapung tidaklah
sulit. Cukup menaiki kapal angkutan sungai yang tersedia tak jauh dari kawasan pasar
terapung sungai siring. Pangunjung cukup membayar Rp. 10.000 per orang untuk
kemudian menaiki klotok menyusuri sungai Martapura. Wisata susur sungai dapat
jadi wisata yang menyenangkan karena dapat melihat langsung kehidupan
masyarakat Banjarmasin yang tinggal di sepanjang bibir sungai Martapura.
Bila ingin menjajal sensasi pasar terapung yang sangat tradisional, dapat mendatangi pasar Terapung Lok Baintan. Pasar terapung Lok Baintan adalah wujud pasar terapung lawas yang telah ada sejak puluhan tahun silam, hingga menjadi bagian dari tradisi masyarakat Banjarmasin. Tak heran bila aktivitas pasar terapung tradisional di Banjarmasin tetap menjadi kawasan pasar terapung terbesar di Asia Tenggara hingga kini. Dalam aktivitas pasar terapung, pengunjung juga dapat melakukan transaksi jual beli yang menjadi aktivitas utama dalam pasar terapung. Jajal saja beli makanan khas, nasi kuning khas banjar, jajanan pasar hingga buah-buahan atau sayur mayur kebutuhan dapur. Transaksi jual beli dapat terjadi antar kapal yang saling berdekatan atau kamu bisa ikutserta kedalam kapal yang menjajakan beragam makanan hingga kebutuhan rumah tangga.
ikonik river di pusat kota Banjarmasin |
Bila ingin menjajal sensasi pasar terapung yang sangat tradisional, dapat mendatangi pasar Terapung Lok Baintan. Pasar terapung Lok Baintan adalah wujud pasar terapung lawas yang telah ada sejak puluhan tahun silam, hingga menjadi bagian dari tradisi masyarakat Banjarmasin. Tak heran bila aktivitas pasar terapung tradisional di Banjarmasin tetap menjadi kawasan pasar terapung terbesar di Asia Tenggara hingga kini. Dalam aktivitas pasar terapung, pengunjung juga dapat melakukan transaksi jual beli yang menjadi aktivitas utama dalam pasar terapung. Jajal saja beli makanan khas, nasi kuning khas banjar, jajanan pasar hingga buah-buahan atau sayur mayur kebutuhan dapur. Transaksi jual beli dapat terjadi antar kapal yang saling berdekatan atau kamu bisa ikutserta kedalam kapal yang menjajakan beragam makanan hingga kebutuhan rumah tangga.
Usai susur sungai, jangan lewatkan untuk menikmati
kuliner khas Banjarmasin. Berupa Soto Banjar. Sajian soto berkuah gurih khas
Banjarmasin yang sayang untuk dilewatkan. Potongan ayam dan pergedel kentang
jadi pendamping sajian soto Banjar. Yang unik, soto banjar tersaji dengan mie
so’un berwana biru muda. Olahan umbi mantang dalam proses pembuatan mie
menjadikan wujud so’un berwarna biru muda. Penggunaan so’un berwarna biru muda
itu pun berlaku pada sajian kuliner mie lainnya, seperti sop banjar hingga
bakso banjar.
Selain soto dan bakso banjar, jangan lewatkan mencecap
ketupat kandangan. Suguhan lezat berupa ketupat pada umumnya, tetapi lauk pendampingnya
adalah ikan haruan bakar – sejenis ikan gabus, yang telah digulai berkuah
gurih. Uniknya lagi, masyarakat Banjarmasin tidak menggunakan sendok saat
menikmati sajian ketupat kandangan berkuah itu, melainkan menggunakan jari
jemari!. Penikmat sepiring ketupat kandangan dianjurkan mengaduk-aduk ketupat
hingga bercampur kalis dengan kuah santan, kemudian disantap. Lezat!!.
bakso banjar dengan mie so'un biru |
PENGHASIL BATU PERMATA
TERBAIK
Bila ke Banjarmasin, jangan lewatkan singgah ke
pasar intan di Martapura. Jajaran kios
penjaja batu permata berkualitas prima mudah sekali dijumpai. Lakukan tawar menawar untuk mendapatkan harga
yang sesuai keinginan. Meski ada pula
beberapa jenis batu permata terbilang mahal. Mengingat jenis permata yang
langka hingga proses yang terbilang sulit.Dalam jajaran kios pasar intan Martapura juga
terdapat beragam gerai penjaja kain khas Banjarmasin. Kain Sasirangan beragam
warna dan motif jumputan layak jadi buah tangan wisatawan.
Bagi yang senang melihat proses pembuatan batu
permata, dapat tandang ke kawasan pendulangan intan yang terletak di desa Cempaka – Martapura –
Banjarmasin. Salah satu kawasan pendulang intan terbesar dan terbaik di
Kalimantan Selatan.
Pusat Pendulangan Intan terbesar dan terbaik di Kalimantan Selatan |
LANTING
BAMBU, DAYAK MERATUS DAN SPOT PHOTO
KEKINIAN
Jika kamu menyukai wisata alam yang menantang,
jangan lewatkan sensasi bamboo rafting yang terdapat di kabupaten Hulu Sungai Selatan,
Kalimantan Selatan. Masyarakat Banjarmasin menyebutnya Lanting
Bambu (rakit bambu). Saat melakukan bamboo rafting yang
melalui sungai Amandit tersebut, pengunjung tak hanya menyuguhkan bentangan alam yang
memukau disepanjang aliran sungai. Tetapi juga aktivitas masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai Amandit. Yang
menarik, dalam kawasan Loksado, masih terdapat suku Dayak Meratus yang hidup
berdampingan dengan masyarakat pendatang. Bagi yang suka akan budaya dayak, kamu bisa lho, sempatkan bincang santai dengan ketua suku Dayak Meratus hingga melihat lebih dekat aktivitas keseharian mereka.
bamboo rafting menyusuri sungai amandit |
Di Banjarmasin juga ada wisata Labirin yang terdapat
dalam kawasan BP3T (Badan Pengkajian dan Pengembangan Pertanian Terpadu). Naiklah
Taksi Kol – sebutan masyarakat Banjarmasin untuk angkutan umum mereka. Rutenya, dari Banjarbaru menuju arah
Plaihari lalu berhenti di depan BP3T. Pengunjung langsung dapat menemukan
bentangan labirin diantara tumbuhan budidaya BP3T Kalimantan Selatan.
Tak jauh dari pusat kota Banjarbaru juga terdapat spot
ikonik. Berupa rumah kayu usang yang masih berdiri diatas gundukan tanah yang
terletak di dalam kawasan perumahan. Semula kawasan perbukitan Gunung Batu dipugar
untuk menjadi area perumahan. Namun wujud rumah kayu dibiarkan tetap berada di ketinggian tanah.
Selain menarik kunjungan dan spot photo, rumah kayu tersebut kini jadi maskot dari
perumahan Gunung Batu.
rumah usang gunung batu |
MERAJUT
RINDU DI BANJARMASIN
Empat tahun berlalu sejak penugasan pertama saya ke
Banjarmasin – Kalimantan Selatan. Mengantarkan
saya pada banyak pihak baik yang tetap mengingat saya sebagai sahabat hingga bagian dari keluarga mereka.
Pada Februari 2018 lalu terjadilah kunjungan kembali ke Banjarmasin. Bagai perjalanan
merajut rindu pada rentetan kenangan indah empat tahun lalu.
Mengatur perjalanan ke Banjarmasin dari Bandar
Lampung bukanlah hal mudah. Mengingat terbatasnya maskapai penerbangan ‘direct
flight’ dari bandara Radin Inten II – Lampung Selatan, Lampung ke Jakarta. Jika pun ada,
saya harus bersedia transit beberapa jam di Bandara Soekarno Hatta sebelum kemudian
bertolak menuju Banjarmasin.
Untungnya, ada Skyscanner yang dapat dengan
mudah saya akses baik melalui website maupun apps smartphone. Saya dapat leluasa mencari tiket pesawat
untuk waktu dan harga yang sesuai dengan kondisi keuangan saya. Maklum, bila
dahulu kedatangan saya ke Banjarmasin dibayari oleh kantor, maka kali ini saya
berusaha merogoh kocek pribadi. Untungnya,
Skyscanner dapat mencarikan tiket yang sesuai keinginan. Di Skyscanner
pun tak hanya tiket pesawat, dalam website atau aplikasi yang telah diunduh tersebut,
pengguna dapat menemukan penawaran hotel bahkan rental mobil ditempat kunjungan. Jalan-jalan jadi semakin menyenangkan, bukan?. Meski Skyscanner bukan tipe OTA (Online
Travel Agent) – pengguna dapat melakukan order langsung ke penyedia jasa, tapi
Skyscanner mampu memecahkan masalah kita soal pilihan flight dengan melakukan
pencarian pada ‘search engine’ sehingga terhubung langsung dengan beragam
maskapai atau OTA yang rekanan mereka. Jadi, Skyscanner dapat memberi gambaran
perbandingan harga termurah dari beragam sumber sehingga jadi acuan yang akurat
bagi pengguna Skyscanner. Selain itu, dalam aplikasi Skyscanner juga terdapat Trips at Your Fingertips - semacam sarana bagi pengguna mengatur perjalanan. Kebayangkan mudahnya ngetrip bila ada yang mengatur segala kebutuhan berkenaan dengan jadwal flight.
Waktu perjalanan pun dimulai ketika tiket pesawat Garuda Indonesia telah ditangan. Untuk flight dengan rentang waktu lebih dari 30
menit, Garuda Indonesia adalah maskapai pilihan saya. Terbayanglah suasana bersama rekan dan kerabat dekat saat berkumpul kembali di Binuang.
Bandara Syamsuddin Noor di Banjarbaru menyambut saya dengan beberapa perubahan tampilan. Perbedaan yang mencolok dari kedatangan saya pada empat tahun silam. Pembenahan sarana dan prasarana di Banjarmasin semakin terlihat. Semakin semangatlah saya untuk menjelajahi kota seribu sungai dengan beragam pesonanya.
"apa hal pertama yang ingin dicoba?" tanya Rahma, sosok baik yang saya temui 4 tahun lalu. "semua makan enak Banjarmasin" jawab saya yang disambut gelak tawa seisi kendaraan yang menjemput saya di Bandara siang itu.
Menjelajahi pesona kota seribu sungai bagai terlempar pada rentetan kisah kala pertama menjejakkan kaki di Banjarmasin. Selalu berkesan.
Bandara Syamsuddin Noor di Banjarbaru menyambut saya dengan beberapa perubahan tampilan. Perbedaan yang mencolok dari kedatangan saya pada empat tahun silam. Pembenahan sarana dan prasarana di Banjarmasin semakin terlihat. Semakin semangatlah saya untuk menjelajahi kota seribu sungai dengan beragam pesonanya.
"apa hal pertama yang ingin dicoba?" tanya Rahma, sosok baik yang saya temui 4 tahun lalu. "semua makan enak Banjarmasin" jawab saya yang disambut gelak tawa seisi kendaraan yang menjemput saya di Bandara siang itu.
Menjelajahi pesona kota seribu sungai bagai terlempar pada rentetan kisah kala pertama menjejakkan kaki di Banjarmasin. Selalu berkesan.
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang
diselenggarakan oleh ID Corners dan Skyscanner.
Kangen ke Banjarmasin lagi dan menikmati semua yang ditulis di atas.
BalasHapusKANGEN JALAN BARENG!!
BalasHapuskebetulan saya kemarin juga dari Banjarmasin mas dan bisa merasakan sensasi berbelanja di pasar terapung Lok Baintan hanya saja sekarang tidak seramai dahulu mas.. memang masih banyak penjual tapi sudah cukup berkurang.. mungkin karena tidak ada regenerasi ya hehe
BalasHapustaman labirin juga sempat kesana tapi karena habis hujan jadi jalannya becek semua wkwkwk