Pukul
6 pagi saya tiba di Emersia hotel. Bersiap lebih awal sebelum jumpa Trinity dan sahabat jalannya. Pagi yang
menyemangati, setelah pertemuan dengan Trinity dan sahabat jalannya kemarin. Semakin semangat karena sepanjang hari bakal
island hopping bersama Trinity dan sahabat jalannya. Jauh hari, telah saya persiapkan segala keperluan berkenaan
dengan aktivitas mantai untuk sepanjang Sabtu tersebut. “Cari pantai yang nggak
rame’ ya..” begitu pinta Trinity pada
saya sejak awal. Mudah bagi saya
mengartikan kalimat tersebut. Meski agak sulit juga cari pantai yang tak ramai
di akhir pekan.
Photo sesi suka suka hura hura diatas speedboat |
Trinity
dan sahabat jalannya sempat sarapan di area balkon resto Emersia hotel yang
telah saya pesan dan dipersiapan pihak hotel pada malam sebelumnya. Bincang ringan jelang ke pantai pun menambah
suasana pagi semakin seru.
Soal
menikmati pantai-pantai di Lampung, bukan kali pertama bagi Trinity. Terlebih
Trinity pernah menghabiskan berhari-hari di Lampung ketika proses pengerjaan
film ‘The Nekad Traveller’. Saya pun
sempat bertemu Trinity pada saat pertama survey lokasi syuting dan kemudian jadi MC saat Meet and Great jelang peluncuran perdana film ‘The Nekad
Traveler’ yang disadur dari buku karya Trinity – The Naked Traveler.
Soal kunjungan Trinity dan sahabat jalannya di
Lampung kali ini menandai persahabatan mereka yang memasuki usia 30 tahun sejak
pertemuan pertama di bangku SMA. Pembaca setia buku Trinity – The Naked
Traveller, pastilah familiar dengan kisah Trinity dan sahabat jalannya
itu. Saya pribadi senang sekali menjadi
bagian dari trip Trinity dan sahabat jalannya itu. Bagai keinginan sejak lama yang dikabulkan
Pencipta.
Perjalanan dari hotel ke lokasi pantai terbilang lancar. Selain Aldi pandai mencari rute jalan yang relatif sepi, keberangkatan dipagi hari belumlah terkena kemacetan yang berarti. Sesuai permintaan, island hopping Trinity dan sahabat jalannya tidak mengambil lokasi island hopping seperti biasanya. Itulah sebabnya, saya merencanakan island hopping melalui pantai Mutun. Bukan dari dermaga Ketapang seperti pengunjung pada umumnya. Karena bila dimulai dari dermaga Ketapang, maka butuh waktu 1 jam lebih berkendaraan. Jenis kapal yang saya pilih untuk mengantarkan Trinity dan sahabat jalan melakukan Island Hopping pun berbeda. Bukan jenis kapal kayu dengan kekuatan mesin standard seperti yang digunakan pengunjung lain.
photo sesi Kutar Kutur Version |
Perjalanan dari hotel ke lokasi pantai terbilang lancar. Selain Aldi pandai mencari rute jalan yang relatif sepi, keberangkatan dipagi hari belumlah terkena kemacetan yang berarti. Sesuai permintaan, island hopping Trinity dan sahabat jalannya tidak mengambil lokasi island hopping seperti biasanya. Itulah sebabnya, saya merencanakan island hopping melalui pantai Mutun. Bukan dari dermaga Ketapang seperti pengunjung pada umumnya. Karena bila dimulai dari dermaga Ketapang, maka butuh waktu 1 jam lebih berkendaraan. Jenis kapal yang saya pilih untuk mengantarkan Trinity dan sahabat jalan melakukan Island Hopping pun berbeda. Bukan jenis kapal kayu dengan kekuatan mesin standard seperti yang digunakan pengunjung lain.
PEMBOMAN IKAN DAN SNORKELING YANG RAMAI
Speedboat
menghampiri kami di bibir dermaga pantai Mutun.
Bang Naldo, pemilik pulau Tangkil bertindak sebagai pengemudi speedboat
yang kami tumpangi. Pulau-pulau sepanjang perairan Teluk Lampung menjadi
pemandangan selama melakukan pelayaran. Mesin speedboat berkekuatan cepat
memecah kesunyian perairan. Suasana terik menyapa kami selama pelayaran.
Beruntungnya, baik Trinity maupun sahabat jalannya bukan tipe orang yang takut
kulit mereka menghitam!. Justru Trinity dan sahabat jalannya itu bersuka cita
ketika melakukan aktivitas snorkeling di beberapa pulau yang kami singgahi. “kulit
gelap ini eksotis” begitu mba Jade berucap pada saya.
Pulau Kelagian jadi spot kunjungan pertama. Berphoto beragam pose serta gaya suka-suka
adalah aktivitas Trinity dan sahabat jalannya kala itu. Menyambangi Pahawang adalah tujuan kami
selanjutnya. Suasana bahagia dalam pelayaran bergenti
hening. Kami semua terhenyak ketika mendapati ratusan ikan ikan ukuran kecil
mengambang di atas perairan Teluk Lampung yang kami lalui dalam pelayaran
menuju kawasan Pahawang. “Gila nih!” ucap bang Naldo yang geram melihat ulah
oknum perusak habitat ikan dengan cara di bom. Ikan-ikan kecil mengambang. Memenuhi
kawasan laut yang kami lalui.
Aktivtas
snorkeling di perairan Pahawang jadi aktivitas kami selanjutnya. Meski kemudian
kapal-kapal pengunjung lain mendekati posisi kapal kami. –tau aja tuh orang orang spot snorkeling bagus!. Hahahah. Kami
memutuskan beranjak dari spot snorkeling di Pahawang setelah menyadari beberapa
kapal kayu bermuatan penuh tumpah ruah melakukan snorkeling. Karena tujuannya
cari pulau atau perairan yang sepi jadi kami bergerak menuju ke spot
selanjutnya. Pulau Mahitam adalah spot selanjutnya. Meski tak melakukan
aktivitas snorkeling. Pulau Mahitam jadi spot photo suka-suka bersama-sama.
Mulai dari photo group dengan gaya kutur, ceria, dapat doorprize hingga photo ‘icak-icak’.
Komplit dah!.
photo sesi Icak Icak di Mahitam - Bertabur Don To E'!!! |
MENEMUKAN SISI SEPI DI PULAU TEGAL
Tak
begitu lama kami di pulau Mahitam. Selain suasana ramai yang tak buat nyaman, lapar
mulai menyerang. Waktu semakin beranjak tengah siang. Bang Naldo membawa kami
ke pulau Tangkil. Hidangan ikan bakar telah menanti kami. –mayaann ketemu nasi. Cukuplah buat charger tenaga ke aktivitas selanjutnya, hehehe. “Cari pulau yang bisa buat santai, ya.. yang bisa selonjoran di pasir, tapi jangan ada pengunjung lain”
pinta mba Jade pada saya usai makan siang.
Pulau
Tegal jadi tujuan kami usai makan siang. Saya kemudian ingat bahwa ada sisi
dari pulau Tegal yang sepi tak berpenghuni. Saya ingat moment ketika dulu
bersama teman teman pernah tandang pada November 2017. Bang Naldo mengarahkan
kapal kearah pulau Tegal. Sebagian besar kawasan pulau Tegal menjadi spot
wisata umum. Adalah Tegal Mas yang memiliki sarana hiburan hingga cottage yang
memadai dalam pulau Tegal. Saya meminta
bang Naldo memutari pulau Tegal. Sambil saya mengingat kawasan sepi yang dahulu
pernah saya kunjungi. Saya ingat sebuah bagian yang sepi dalam kawasan pulau
Tegal yang luas tersebut.
Ingatan
saya tak salah. Meski mulanya bang Naldo sempat ragu untuk mengikuti arah yang
saya sampaikan. Hamparan pasir putih di bibir pantai dengan air berwarna toska
dan biru aquatic itu pun terpambang nyata!. Tibalah kami di satu sisi dalam
pulau Tegal yang sepi. Tak ada pengunjung lain selain kami. Hanya ada satu bangunan
sederhana. Berupa rumah dari pekerja di kawasan Tegal Mas. Bersantailah kami
semua disana. Bagai menemukan pulau penuh harta karun rasanya. Bahagia sekali.
Terlebih ada hamparan rumput dengan kursi kayu berwarna putih tepat menghadap
ke hamparan pantai. Bagai berada di sebuah pesta kebun yang private. Nyaman
untuk berlama-lama.
star fish di kolam pribadi |
Tak
heran bila Trinity dan sahabat jalannya langsung menikmati hamparan pantai. Mulai
dari photo beragam pose (teteup)
hingga menyelam bersama. Menikmati beningnya air laut di sudut pulau Tegal sepi pengunjung itu. Aaahh,… beruntungnya kami sore itu. Seperti dapat kolam renang pribadi nan luas. Sungguh jadi momen kebersamaan yang mahal. Saya bisa sangat dekat dengan Trinity dan
sahabat jalannya. Bicara banyak hal.
Photo beragam gaya suka-suka. Keceriaan yang hangat. Sungguh berharga bagi saya mengenal mereka. Berharap ada trip
seru lainnya dilain waktu.
Seru banget sih hopping island bareng Trinity. Aku belum pernah hopping island sebanyak itu di Lampung. Paling cuma Kelagian dan Pahawang. Keren Om Indra ini.
BalasHapusmari ke Lampung lagi.... nanti tak ajak ke sana deh..tenang ajaa.... pingin pulau yang private juga kan hehehe..yoklah atur trip ke Lampung lagi yaaa
HapusSalam kenal Bang Indra Pradya... Tulisan Bang Indra benar-benar bagus yang memuat tentang tempat-tempat menarik di Lampung. Saya juga orang Lampung lho Bang, tapi malu saat temen-temen sudah banyak yang mengeksplorer Lampung. Sementara saya? hehehe.... Semoga kapan-kapan bisa mengeksplorer Lampung bareng Bang Indra... :-)
BalasHapusmari mari...bila ke Lampung hubungi saya saja..no contact assaya ada di akun Instagram saya @duniaindra.
Hapuswah, seru sekali mas cerita perjalanan bersama mbak Trinity.
BalasHapussalah satu travel blogger kesukaan saya :)
dan ternyata Pulau Tegal tuh indah banget ya.
suka sekali dengan birunya laut dan sepinya suasana di sana.
terima kasih sudah sharing mas, salam kenal.
Liana :)