…”mau ngapain ke Cilegon?” sahut teman ketika
saya sampaikan keinginan untuk ngetrip
ke Cilegon malam itu. Maksud hati sih,
berharap teman ikutserta bersama saya.
Ternyata ia tak tertarik. Tak perlu juga saya sekuat tenaga meyakinkan
bila si empunya badan tak tertarik ikutserta.
Jadilah malam itu saya melakoni sendiri perjalanan
ke Cilegon. Menuju ke Cilegon pun tidak
sulit. Sebagai warga yang tinggal di Lampung, Cilegon itu ibarat tetangga
sebelah yang terpisah sungai luas. Jadi tidaklah terlalu jauh. Sebagai kawasan
tetangga, keterlaluan rasanya bila tidak menyempatkan tandang, bersilaturahmi. Ibarat pepatah, tak kenal maka tak sayang, tak
sayang maka tak cinta, supaya cinta sama kawasan tetangga mari kita kunjungi. Cuzz…
Suasana pelayaran malam dari bakauheni ke Merak |
“Apa sih
yang menarik di Cilegon itu?”
Ingat saya akan pertanyaan teman. Saya pun tersenyum saja menanggapinya. Karena
sudut pandang setiap orang tentu berbeda. Sisi menarik saya akan sebuah kawasan
tentu berbeda dengan pandangan orang lain.
Malam itu, saya memutuskan menumpang pada bus AC
dari terminal Rajabasa ke pelabuhan Bakauheni.
Melakoni perjalanan darat dari Bandarlampung ke Cilegon bukan sesuatu
yang asing bagi saya. Sejak masa berseragam putih abu abu, saya dan rekan-rekan
yang memiliki hobi ngetrip kerap tandang ke Cilegon atau pun kawasan
Anyer. Ya, sekedar menapakkan kaki di pekarangan tetangga seberang pulau. Jadi
bila ke Cilegon, saya tak pernah ragu soal akses transportasi. Bila sendiri,
cukup naik bus yang tersedia beragam pilihan. Bila rombongan, akan lebih praktis
bila membawa kendaraan pribadi karena dapat singgah sesuka hati di beberapa
spot menarik selama dalam perjalanan.
Lewat tengah malam saya tiba di Bakauheni.
Pelabuhan penghubung pulau Sumatera –
Jawa yang berada di bagian selatan provinsi Lampung. Siapapun yang menyusuri jalan darat. Meski
dari Aceh sekalipun, tak perlu khawatir akan ketinggalan kapal laut di
pelabuhan Bakauheni. Karena selalu ada kapal besar setiap jam yang siap
mengangkut penumpang maupun kendaraan yang lalu lalang dari Bakauheni ke Merak,
Cilegon – Banten.
Sebagai sebuah kota di provinsi Banten, Cilegon
merupakan kota industri. Tak heran bila Cilegon juga kerap disebut sebagai Kota
Baja. Karena Cilegon merupakan penghasil baja terbesar di Asia Tenggara!. Kece
kan?. Itulah sebabnya tugu baja jadi ikon di tengah kota Cilegon. Sebagai kota
industri tentu saja Cilegon jadi padat akan bangunan pabrik selain juga padat
penduduknya. Ragam jenis industri besar ada di Cilegon. Sebut saja Industri
Krakatau Steel, Krakatau Tirta Industri Water Treatment Plan hingga beberapa
objek vital negara seperti Pelabuhan Cigading Habean Centre, PLTU Krakatau Daya
Listrik, hinga PLTU Suralaya dan
Pelabuhan Merak itu sendiri. Tak
heran bila suasana industri dan beragam bangunan pabrik berbaris bak bangunan
Mall di Cilegon saat pertama tiba di kawasan pelabuhan Merak.
Perjalanan darat dari Bandarlampung hingga ke
Bakauheni, Lampung Selatan pun tidaklah
sesulit dahulu. Terlebih telah ada tol yang dapat diakses meski belum
beroperasi secara utuh. Bila dulu membutuhkan waktu 3 jam, kini cukup dengan 2
jam perjalanan saja. Bahkan akan lebih singkat bila pembangunan jalan tol telah
rampung secara keseluruhan. Perjalanan
menuju Cilegon saya lanjutkan dengan kapal ferry di pelabuhan Bakauheni menuju
Merak selama 2 jam pelayaran. Jadi
perjalanan lepas Isya dari Bandarlampung dilanjutkan pelayaran tengah malam
mengarungi Selat Sunda sebelum akhirnya tiba di pelabuhan Merak pada pagi buta.
Lama memang, tapi kan kalau buat kisah perjalanan via darat lebih berkesan, hehehe.
manfaatkan PegiPegi.com via aplikasi ponsel kamu |
NYARIS TIDUR NGEMPER DI CILEGON
Sebenarnya, saya punya banyak teman baik di Cilegon
yang bisa saya tumpangi untuk bermalam. Tapi saya memiliki beberapa
pertimbangan. Teman baik saya, Mba Tati dan mba Wening yang saya kenal tinggal
sendiri di kediaman mereka. Tak elok bila pria tamvan seperti saya ini numpang bermalam di tempat wanita syantiek seperti mereka. Apa kata
tetangga nantinya?!. Sudah pasti rumpik
khaann!??. Lalu ada pula teman baik di Cilegon yang sudah berkeluarga. Tapi
rasanya sungkan pula bila bermalam dirumah teman yang telah berkeluarga. Takut
mengganggu aktivitas keluarga mereka. Akhirnya, dengan kekuatan hengpong dan
signal lancar jaya dalam perjalanan saya coba mencari hotel yang strategis di
tengah kota Cilegon. Tak perlu khawatir, tinggal buka aplikasi PegiPegi
di ponsel lalu bergerilya cari hotel yang sesuai selera dan sesuai isi
kantong!.
Gak pake
ribet!. Pencarian hotel tengah kota yang nyaman didapat melalui aplikasi PegiPegi.
Kecenya lagi, saya dapat potongan harga dari program promo hotel di PegiPegi. Langkah pesan hotel di PegiPegi pun terbilang praktis. Mulai dari ketik kota
tujuan, pilih jenis hotel sesuai keinginan dan kemampuan bayar, lalu lakukan
pembayaran setelah mengisi data pemesanan. Pembayaran melalui PegiPegi pun
termasuk efektif. Mulai dari transfer via bank dan transfer via ATM, bayar di
minimarket, menggunakan kartu kredit hingga internet banking seperti yang saya
lakukan kala dalam perjalanan dari Bandarlampung ke Cilegon. Alhasil, Amaris Hotel Cilegon jadi pilihan
bermalam saya di Cilegon. Alhamdulilah, kebiasaan tidur ngemper saat backpacker
pun teratasi berkat ditemukannya hotel yang sesuai isi dompet via aplikasi
PegiPegi. Pilihan saya bermalam di Amaris Hotel karena terletak di jalan Sultan Ageng Tirtayasa, tepat di
jantung kota Cilegon. Bahkan dekat dengan letak masjid Agung Nurul Ikhlas dan
beberapa sarana umum dan pusat perbelanjaan. Bila sempat kulineran, jangan lewatkan menyantap nasi siram kuah daging sapi nan
gurih yang disebut nasi Gonjleng yang gerainya tak jauh dari Amaris Hotel
Cilegon.
EKSPLORASI JEJAK SEJARAH
Kota Cilegon mengalami beberapa masa dalam
pembentukannya. Mulai dari masa pemerintahan Hindia Belanda, masa Sultan Ageng Tirtayasa (1651 – 1672) hingga
masa pemerintahan orde lama, orde baru dan masa reformasi yang menyumbang kisah
dari kota Cilegon saat ini. Yang menarik, adanya jejak sejarah yang masih dapat
disimak di Cilegon. Meski beberapa diantaranya terletak di kawasan Banten Lama.
Tengok saja wisata sejarah akan kejayaan Maulana Yusuf (1570-1580). Mulai dari
kawasan Tasik Ardi, bangunan yang berfungsi menjernihkan air di masa itu yang disebut Pangindelan Abang, Pangindelan Putih dan
Pangindelan Emas. Terdapat pula puing masjid
Pecinan Tinggi yang dibangun pada masa Syarif Hidayatullah dan kawasan pecinan
tempo dulu.
bangunan Keraton Kaibon bak set up film-film kolosal |
Buat yang senang dengan nuansa oriental, jangan
lupa tandang ke letak Vihara Avalokitesvara dengan pesona Kwan Im Pho Sat yang
letaknya berdekatan dengan Benteng Speelwijk. Sebuah bangunan yang didirikan
oleh Belanda pada tahun 1585 di atas reruntuhan sisi utara tembok keliling kota
Banten, sebagai simbol berkuasanya kolonial Belanda di Banten. Benteng
berbentuk persegi panjang tersebut memiliki bastion pada setiap sudutnya.
Disebut Benteng Speelwijk diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada Gubernur
Jenderal Cornellis Janzoon Speelman yang bertugas antara tahun 1681 – 1684.
Selain bentuk Benteng ada pula kawasan pemakaman dibagian timur benteng yang
disebut dengan Keerkhof. Jadi, letak
Vihara, Benteng dan Keerkhof tersebut berdekatan.
Museum Situr Kepurbakalaan Banten Lama |
Buat kamu yang menyukai wisata relegi dengan nilai
sejarah, jangan lewatkan untuk tandang ke Masjid Agung Banten selalu ramai
dikunjungi para peziarah baik dari provinsi Banten maupun peziarah luar kota. Bagi penggemar
jejak sejarah, jangan lewatkan mengunjungi beberapa puing keraton yang
menarik untuk di telisik. Mulai dari Keraton Kaibon yang bentuk bangunannya
bagai latar film-film kolosal hingga runtuhan kejayaan kerajaan Banten melalui
Keraton Surosowan Banten. Letak keraton
Surosowan ini berada persis didepan masjid Agung Banten. Bila tidak sempat
tandang ke beberapa bangunan bersejarah, kamu cukup masuk ke dalam Museum
Kepurbakalaan yang memuat banyak informasi maupun benda-benda purbakala untuk
menambah wawasan kamu. Bila kisah
perjalanan wisata kamu belum lengkap, dapat pula tandang ke pantai Anyer atau
ke spot wisata suku Baduy yang dapat
dengan mudah diakses dari pusat kota
Cilegon. Baik melalui kendaraan umum maupun dengan kereta. Menarik bukan?,
masih nanya Ngapain ke Cilegon?
Ngapain ke cilegon ?ga mampir ke gubuk saya.?
BalasHapusAaakkk, sempet liat temen-temen yang main ke Keraton Kaibon, trus hatiku mendadak menjerit ingin segera main ke sana. Keren tempatnya!
BalasHapusNgapain ke Cilegon? Nggak kapok? Hahahahahhaha
BalasHapusIni aku memalukan banget. Satu Propinsi tapi belum sekalipun eksplor kota tua Cilegon. Mungkin perlu dicoret sebagai penduduk Banten :)
BalasHapusBANTEN akan rugi bila mencoret mba Evi sebagai penduduk Banten.. secara mba traveller kece bana bana kameha meha.
HapusSelain museum kalau ke Cilegon ada tempat wisata buat anak2 ngga mas? Soalnya kalau sama anak suka rempong kan :D
BalasHapusUntung bisa pesan hotel di PegiPegi yaa hihi nggak ngemper..
BalasHapusTernyata Cilegon menarik juga buat dieksplor ya
BalasHapusDuuh nyesel bolak balik ke sana hanya lewat doang atau sekedar kondangan trus balik pulang hahaha
Mau ah kapan-kapan ke sana khusus buat jalan-jalan
Makasi referensinya kakaaaak
Duh itu nasi gonjlengnya. Jangan-jangan saya bisa nambah berkali-kali kalau udha nyicipin :D
BalasHapusSama sih Saya juga bakalan nanya kalau diajak ke cilegon, mau ngapain, Ada app di sana? Ternyata ada keraton juga ya
BalasHapusYa ampun, nasi gonjlengnya bikin ngiler...
BalasHapusYa ampun,, aku baru tahu kalo mau ke Baduy itu mesti lewat Cilegon
BalasHapusWaaaahhhhh keraton nya cantik banget. Baru tahu aku ada keraton di Cilegon. Untung bw ke sini jadi tahu deh.
BalasHapusMantappp. Dari SMA sudah nge-bolang ya. Saya jaman SMA hobinya tauran *suram*
BalasHapusSetuju banget sama pendapat Om Indra. Kadang yang menarik buat kita belum tentu menarik buat orang lain dan juga sebaliknya.
Wah...kemana saja saya ya..sampai g tahu Cilegon punya tempat2 cakep begitu.. TFS ya mas..
BalasHapusterpana dengan nasi gonjleng itu, pengennn
BalasHapus