Pernah gak
kamu membayangkan, pulang ngeTrip
kena malaria?.
Isshh, amit-amit yaaa. Membayangkan aja gue ogah!. Apalagi sampai kena malaria
beneran. Jangan sampai yaa!. Kalau denger
temen-temen yang sempat terkena malaria jadi sedih juga. Tak berlebihan
kiranya bila saya kerap khawatir soal malaria saat bepergian. Apalagi pemahaman
saya soal malaria tergolong minim.
suasana kelas Blogger Kesehatan #ZeroMalaria |
Maka ketika ada kesempatan untuk menjadi
bagian dari pertemuan Blogger Kesehatan #ZeroMalaria yang berlangsung di
Novotel Lampung, 15 April 2019 lalu, jadi momen tepat buat saya mendapatkan
informasi secara tepat dari narasumber terpercaya. Termasuk tim dari
Kementerian Kesehatan selaku inisiator dari gelaran tersebut. Semakin melengkapi pemahaman saya seputar
malaria dan cara mengatasinya. Penting lho, waspada malaria, kenali dan hindari bahayanya.
APA
ITU MALARIA ?
Sebagai penyakit infeksi yang di
sebabkan oleh parasit Plasmodium, Malaria wajib di waspadai. Parasit plasmodium
akan hidup dan berkembang biak dalam sel darah manusia dan di tularkan oleh
nyamuk malaria bernama Anopheles berjenis
betina ke tubuh manusia dalam segala jenis kelamin bahkan segala rentang usia
termasuk bayi dan anak-anak. Nyamuk Anopheles
umumnya berkembang biak di lingkungan yang terdapat genangan air seperti
rawa-rawa, muara sungai, lagun, tambak, saluran irigasi, persawahan hingga
kolam yang tak terawat dan mata air.
Dalam salah satu pemaparannya, pak
Indra Rizon selaku Kepala Bagian
Hubungan Media dan Lembaga KementerianKesehatan Republik Indonesia menjelaskan
bahwa demam, menggigil berkeringat dan kerap disertai sakit kepala,
mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal – merupakan tanda awal dari
di mulainya gejala malaria. Saat menyimak pemaparan pak Indra saya jadi ingat ketika usai menikmati Live On
Board (LOB) di Labuan Bajo selama tiga hari empat malam. Badan sempat meriang hebat seharian sepulang
ngetrip. Beruntung reda dan membaik ketika melakukan pemeriksaan ke dokter
langganan. Yang wajib di ingat nih,
gejala terkena malaria akan terlihat sekita 2 minggu hingga 1 bulan usai di
gigit oleh nyamuk jenis Anompheles tersebut.
Ibu Dr. dr. Hj. Reihana, M.Kes, selaku Kepala Dinas Kesehatan provinsi Lampung di dampingi pak Indra Rizon dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. |
Siapapun yang suka ngeTrip wajib
waspada terhadap penyebaran malaria. Terlebih bila tandang ke kawasan endemis malaria. Kawasan endemis merupakan
daerah yang terdapat penularan malaria atau daerah yang selalu ditemukan kasus
malaria. Kawasan endemis pun di bagi menjadi tiga bagian, yakni kawasan endemis
tinggi, endemis sedang dan endemis rendah.
Ibu Dr. dr. Hj. Reihana, M.Kes, selaku Kepala Dinas Kesehatan provinsi Lampung
menuturkan terdapat 28 kabupaten endemis tinggi yang di temukan di 4 provinsi
di Indonesia pada tahun 2018. Bahkan ada dua kabupaten dalam provinsi Lampung
yang masuk dalam kategori kawasan endemis sedang.
Kawasan Indonesia bagian Timur
terbilang banyak yang jadi daerah endemis malaria. Salah satu nya adalah
kawasan Papua dan Papua Barat. Jadi ingat dulu saat saya ngeTrip ke Raja Ampat
di Papu Barat. Sebelum bertolak ke Sorong saya melindungi kesehatan tubuh
dengan mengkonsumsi obat profilaksis atau pencegahan seperti doxycycline
seminggu sebelum berangkat. Obat tersebut kemudian saya konsumsi selama saya
berada di Raja Ampat hingga kemudian sehari sekali dalam satu minggu setelah
pulang dari Raja Ampat. Hasilnya, lumayan melindungi diri dari malaria.
Tapi meski telah melindungi diri
dengan obat perlindungan, tetap saja nyamuk pengusung penyakit malaria tak
dapat di prediksi. Setidakknya ada beberapa
hal yang dapat dilakukan agar terhindar
dari gigitan nyamuk malaria. Sebisa
mungkin hindari keluar rumah pada malam hari. Bila memang harus keluar rumah
pada malam hari hendaknya mengenakan pakaian yang menutupi seluruh bagian tubuh
dan tetap menggunakan losion anti nyamuk. Jaga kebersihan lingkungan rumah dari hal-hal
yang memicu berkembang biaknya bibit malaria.
Gunakan obat nyamuk bakar atau menyemprot ruangan dengan obat anti
nyamuk. Selain itu, tidur menggunakan kelembu juga jadi salah satu cara efektif
menghindari sengatan nyamuk Anopheles.
photo bersama |
ELIMINASI
MALARIA DAN PERINGATAN HARI MALARIA SEDUNIA
Dalam pertemuan Blogger Kesehatan juga
di sampaikan mengenai Eliminasi Malaria yang merupakan upaya untuk menghentikan
penularan malaria dalam sebuah kawasan geografis tertentu. Meski telah dilakukan eliminasi atau upaya
penghentian penularan malaria, masyarakat tetap wajib melakukan tindakan
kewaspadaan terhadap kemungkinan malaria
datang kembali. Itulah sebabnya,
penyebarluasan informasi mengenai bahaya malaria ke segenap pihak dalam
kehidupan bermasyarakat sangatlah penting. Yang tak semua pihak tahu bahwa penyakit
malaria dapat berpindah tempat melalui tubuh manusia yang terkena gigitan
nyamuk Anopheles. Bahkan mereka yang sebelumnya terkena malaria dapat kambuh
lagi lho!.Yup, kambuhnya malaria pada diri seseorang di picu oleh parasit yang
kembali aktif dari masa tumbuh-kembangnya. Biasanya butuh rata-rata sekitar 6
bulan dari masa terakhir di berikan pengobatan. Selain itu faktor sistem
kekebalan tubuh juga menjadi pemicu kambuhnya malaria pada diri seseorang.
kumpul seseruan bareng temen temen Blogger dan Kang Arul sang Pemateri super kece. btw, Thanks mas Satto yang telah mengajak saya hadir dalam gelaran ini. |
Selain membahas mengenai penyakit
malaria, dalam pertemuan Blogger Kesehatan juga menyinggung soal peringatan
Hari Malaria Sedunia yang dilaksanakan setiap tanggal 25 April. Eh, yang di
maksud dengan Hari Malaria Sedunia bukan memperingati penyakit malarianya yaa,
hehehe tetapi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen segenap pihak
mengenai pencegahan dan pengendalian malaria. Sebagaimana komitmen global tentang eliminasi malaria pada
sidang Majelis Kesehatan Sedunia (World Health Assambly) pada Mei 2007 silam.
Nah, masih santai soal malaria?. Mau sedang traveling atau hanya di rumah saja.
Tetap waspada terhadap malaria ya.
#BebasMalariaPrestasiBangsa
Kalau sudah tau dan paham sama biangnya Malaria dan lokasi2 epidemis , kita bisa lebih hati-hati lagi. Supaya ngetrip tetep hepi n selalu sehat pastinya. Nice info kak Indra..
BalasHapusDuuuh jangan sampai deh terkena malaria
BalasHapusMudah-mudahan suatu hari Indonesia benar-benar terbebas dari malaria ya. Yuk waspada bersama
Waah..ternyata masih ada daerah endemis malaria di negara kita ya. Mungkin karena negara kita termasuk negara tropis ya. Semoga dengan peringatan hari malaria ini, masyarakat jadiblebih aware ya.
BalasHapusMalaria termasuk penyakit yang ditakuti para traveller ya..apalagi kalo pas jalan ke suatu tempat wisata yang ternyata masih dalam kategori endemis malaria. Kudu persiapan dan hati-hati selama dan sesudah perjalanan ya..
BalasHapusYa ampun Bng, aku prnh kena gejala malaria waktu trip ke Alor. Sampe dirawat di sebuah rumah sakit kecil di pelosok. Pdhal udh bekali diri dg pil kina tapi lupa minum uhuhu.
BalasHapusnah betul itu, kadang kita mau jalan suka lupa ada penyakit2 apa yang endemis di daerah tujuan
BalasHapusperlu banget paham itu dan bersiap melindungi diri sebelum berangkat
Aduuuh jangan sampai ya kita terkena Malaria. Jadi sebaiknya kita tahu daerah2 endemis Malaria agar bisa melakukan pencegahan ya..lalu cari infonya di mana ya?
BalasHapusPenting banget memang ini pencegahah malaria, hehe jadi jangan keluar malam ya ndraaa, biar gak digigit nyamuk
BalasHapusDulu sih waktu kecil tinggal di Papua sudah berapa kali tuh kena Malaria. sampai punya stok pil kina di rumah.
BalasHapusCuma ibu yang jarang kena malaria karena beliau suka makan daun pepaya dan pare.
Alhamdulillah sekarang sistem imun sudah lebih bagus jadi meskipun kadang-kadang ke papua lagi, tidak perlu sampai bawa atau minum obat anti malaria lagi. paling bawa losion anti nyamuk aja sih
Wah makasih infonya nih tentang malaria. Kita masih endemis malaria terutama di Indonesia Bagian Timur. Padahal obyek wisatanya keren-keren tuh di Timur. Selain pencegahan lotion anti nyamuk, ternyata ada obat minumnya juga.
BalasHapusSip...
Bisa kambuh lagi? Saya baru denger nih yang ini, tapi memang masuk akal sih. Apalagi orang Indonesia itu suka batu banget kalau dibilangin. Dokter bilang obatnya harus dihabiskan, tapi karena meraa sudah enakkan sedikit, lantas obatnya tidak diminum lagi.
BalasHapusOh ya, untuk menghindari keluar malam, rasanya itu susah. Secara kan saya anaknya dugem banget. ahahahha
Nggak sanggup ngebayangin kalo pulang traveling malah kena malaria.
BalasHapusApakah sebaiknya saya bawa sendiri obat nyamuk semprot saat traveling, atau cukup dengan bawa lotion anti nyamuk saja?
Ngeri soalnya.
Info yang penting untuk semua tentang bahaya malaria. Terutama yang punya hobi travelling, dari tahu jadi waspada dan bisa melakukan tindakan pencegahan. Salah satunya bawa lotion anti nyamuk.
BalasHapusSelain minum obat anti malaria, aku juga jaga imunitas tubuh, tameng paling jagoan yg diberi Tuhan, untuk mencegah malaria kalau lagi travelling ke daerah2 parasit malaria.
BalasHapusHuaa, waktu tinggal di Jayapura, malaria juga jadi penyakit yang ditakuti Bang, soalnya kalau capek bisa kambuh lagi huhu
BalasHapusSakit karena Malaria di tempat saya juga sedang banyak terjangkit nih. Mungkin faktor cuaca juga kah?
BalasHapusHujan terus-menerus di rumah saya juga jadi lebih banyak nyamuknya.
Ngeri Kali ah Malaria ini ya. Memang harus tau daerah tujuan traveling Kita endemik malaria apa bukan buat jaga2
BalasHapusIni hal yang aku gak sadar selama ini kalo trip ke beberapa daerah, seru2 aja, enjoy2 aja, semakin ke hutan, semakin ke gunung semakin ke pantai semakin seru, apalagi dibubuhi main ToD sama temen2 sampe dini hari di depan api unggun, gak sadar apakah itu daerah endemis malaria atau bukan,
BalasHapusThanks for share bang indra
Jadi ingat, 2015 lalu sepulang dari Ambon saya demam. Menggigil parah. Mana seminggu ke depan mau berangkat ke Jepang. Udah keder duluan takut malaria, pas check di rumah sakit, puji Tuhan cuma demam biasa. Hahahaha
BalasHapusPenjelasannya ttg malaria lengkap banget kak.
Malaria memang salah satu penyakit yang harus diwaspadai saat traveling. Memang jadinya penting banget untuk mengetahui tempat tujuan kita traveling buat berjaga-jaga
BalasHapus