Jung Chan Sung. |
…’Chan cuma punya waktu luang 20 menit. Mohon
jangan telat.’
‘see you 2 pm on location. Sharp!’. Begitu ujar
Marlina (Lina) lewat pesan singkatnya.
Saya lekas memastikan alamat yang diberikan
Lina melalui aplikasi Google Map dan menyesuaikan dengan rute kereta dari
posisi saya berada ke alamat yang diberitahu oleh Lina. Siapa sangka tujuan ke
Seoul untuk telisik seni budaya eh, malah dapat kesempatan bertemu dan mewawancarai artis Korea!. Lumayan kan
bisa mengulik rahasia jadi artis Korea?, hehehe. Ini yang disebut ; Bonus
ngTrip. Kemon Genks!!.
berpose dulu di rooftop nya cafe Soulism yang punya view keren gini. |
Sebenarnya, kesempatan saya bertemu dengan
Chan (nama panggilan dari Jung Chan Sung) adalah sebuah kebetulan. Bermula dari
perkenalan saya dengan Lina yang merupakan sahabatnya Ian – teman yang saya
temui di Seoul. Dari perkenalan, Lina menuturkan aktivitasnya sebagai pemandu
wisata di Korea Selatan bagi pelancong dari Indonesia. Selain itu, Lina juga
banyak terlibat dalam beragam acara dunia hiburan di Seoul. Itulah sebabnya,
Lina sering bersinggungan dengan model-model hingga aktor dan aktris Korea.
Nah, dari obrolan Lina soal dunia hiburan di Korea itulah membuat saya ingin
tahu banyak soal tampilan artis-artis Korea yang nampak selalu sempurna di
layar kaca. “Saya kenal baik dengan salah satu aktor serial TV Korea.” ucap
Lina yang kemudian menelepon Chan untuk menanyakan jadwal luangnya. Beruntung,
Chan punya waktu bertemu disela jadwalnya shooting.
Chan merhatiin kamu lho...? |
Untuk memberi kesan baik, saya dan Lina sepakat
datang lebih awal di café Soulism –
lokasi pertamuan kami dengan Chan siang itu. Tujuannya untuk menata tempat
duduk agar nanti bisa leluasa ngobrol dengan Chan termasuk melakukan
pemotretan.
Menurut Lina, ia dan Chan awalnya bertemu
karena sebuah show off air. Termasuk beberapa kali Chan melakukan pertunjukan untuk kalangan terbatas
di Indonesia. “Janjian sama artis Korea wajib ontime. Lebih baik kita datang
lebih awal, daripada ditinggal.” ujar Lina menjelaskan betapa artis-artis Korea
sangat ‘straight’ soal disiplin waktu.
“Kira-kira
ada pertanyaan atau hal-hal yang perlu gue hindari nggak selama interview dengan
Chan nanti?”. tanya saya memastikan pada Lina.
“Jangan pernah bertanya hal-hal yang bersifat
personal dan privasi.” sahut Lina setelah beberapa detik berfikir. Meski bukan
sebuah wawancara resmi, saya tak mau terlihat konyol di depan narasumber. Seperti melakoni pekerjaan panggung, bertanya pada pemilik
acara soal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan adalah hal wajib agar tidak
terjadi insiden tak sedap saat acara berlangsung.
Menurut Lina, Ia mengenal Chan sebagai
pribadi yang tegas dan profesional. Semua berawal dari proses karir yang Chan
lakoni. “Chan memulai apa yang ia peroleh saat ini dari bawah. Dan Chan
benar-benar menghargai proses.” urai Lina sembari mengangkat ponselnya yang berdering.
“Chan di lift!, otw ke sini.” ucap Lina menutup pembicaraannya di ponsel
disertai saya yang berfikir cepat soal jenis pertanyaan apa saja yang nanti akan saya ajukan pada Chan.
Yup, jujur saja, saya tak begitu tahu banyak
soal drama Korea atau hal-hal yang berhubungan dengan dunia pertunjukan Korea. Yang saya tahu cuma Gangnam Style!.
Akhirnya, Chan senyum seneng sama kamu.... |
eh Chan juga senyum ke kamu yang di ujung sana .... |
SEMUA
ARTIS KOREA MELAKUKAN OPERASI PLASTIK ?
Sosok pria tinggi proporsional, kulit putih
terawat khas pria Korea, bergaya busana ‘smart casual’ dan mengenakan kaca mata itu muncul
diantara ramainya pengunjung café dan berjalan kearah saya dan Lina. Saya masih
ingat betul petunjuk dari Lina. Manfaatkan waktu dengan baik dan jangan
bertanya soal privasi.
Usai bersalaman, tegur sapa dan sedikit
berbasa-basi, kami duduk di kursi yang memang telah disiapkan oleh saya dan
Lina. “So, how are you doing?, and how about your work?” pertanyaan pembuka
standar saya pada Chan yang dijawab "Everything's ok." sembari senyum mengembang, Chan melepas
kacamata diwajahnya. “Apa rasanya jadi seorang aktor Korea dan bagaimana cara
Chan mengatur waktu.?” Itulah pertanyaan saya berikutnya usai Chan menjelaskan
kabar dan beberapa aktivitasnya yang tergolong padat.
“Menjadi aktor adalah impian saya sejak kecil.
Jadi tentu saya sangat menikmati profesi yang memang telah saya impikan ini.
Soal mengatur waktu, saya tidak pernah kesulitan. Selain jadwal pekerjaan yang
telah direncanakan, ada tim manajemen yang membantu saya, hehehe.” terang Chan
yang selalu mengumbar senyum dan tatap mata bersahabat selama obrolan
berlangsung.
“Saya yakin setiap orang punya usaha untuk mewujudkan impiannya. Boleh ceritakan seperti apa proses yang Chan
lalui hingga berada dalam tahap ini.” tanya saya selanjutnya.
“Prosesnya tentu panjang." sahut Chan tanpa berselang lama. "Karena saya memulai semua ini dari hal-hal
kecil. Peran-peran kecil. Keterlibatan dalam sebuah drama atau iklan dengan
bayaran kecil. Tapi semuanya saya jalani dengan senang. Karena didalamnya ada
kerja keras untuk mengasah kemampuan dan membangun relasi dengan baik guna
mendukung profesi saya sebagai aktor.” urai Chan dengan bahasa Inggris bercampur bahasa Korea yang diterjemahkan Lina.
“Chan, yang saya tahu, Korea punya industri hiburan
yang besar dengan sistem manajemen yang baik. Informasi yang saya terima,
setiap sosok bintang wajib melalui tahap tempaan yang panjang sebelum
diperkenalkan ke khalayak atau ‘go public’, benarkah begitu ?” tanya saya
sembari berharap pertanyaan ini tidak merubah air muka Chan yang sejak tadi
sumringah.
“Oh, yeaa… Kamu juga perlu tahu kalau saya
ini hasil dari bentukan manajemen saya, hahaha.” Chan tergelak sesaat. “Tak ada
satupun produk yang dijual ke pasar tanpa uji kualitas terlebih dahulu bukan?.”
tanya Chan selanjutnya. “Sebelum seorang
aktor/aktris atau bahkan group musik ditampilkan di hadapan banyak orang, tentu wajib
melalui banyak tahap. Mulai dari perencanaan hingga uji kualitas.” jelas Chan dengan wajahnya yang terlihat mulai seriu.
Melihat air muka Chan yang mulai serius, saya
pun mengajukan pertanyaan yang masih berkaitan dengan pertanyaan sebelumnya. “Chan,
apakah proses sebelum jadi bintang, semua orang wajib melalui tahapan operasi plastik?”
tanya saya mewakili rasa penasaran saya sembari berdo'a Chan tidak hilang antusias
meladeni pertanyaan saya yang semakin serius. “Well…” ucap Chan sembari berfikir dan
merubah posisi duduknya. Bola matanya nampak mengarah ke langit-langit café
seolah mengingat sesuatu. “Tak semua orang terlahir dengan tampilan yang sesuai
dengan kebutuhan industri bukan?, sementara calon bintang wajib mengikuti konsep yang telah ditetapkan pihak manajemen sebelum ditampilkan ke publik. Jadi wajib mengerti resiko untuk menjadi bintang.” terang
Chan tetap tersenyum meski bola matanya terlihat lebih tegas dari sebelumnya. “Beruntungnya, operasi plastik adalah sesuatu yang biasa Korea.”
imbuh Chan selanjutnya. Ditahap ini, saya melihat betapa tinggi kemampuan diplomasi yang
Chan miliki. Bisa jadi hal itu menjadi bagian dari tempaannya sebagai bintang. Ia tak
menyatakan dengan gamblang. Tapi saya mengerti apa makna dibalik uraian kata
yang Chan sampaikan. Cukup memberi pemahaman pada diri saya pribadi. Maka untuk
menjaga suasana tetap santai saya lebih banyak membahas aktivitas harian hingga
beberapa kegiatan show off air nya di Indonesia.
Secara pribadi, Chan adalah sosok yang memiliki pemikiran dan cara pandang yang terbuka. Termasuk kesediaan Chan menuturkan tips ia tampil prima dengan menggunakan serangkaian produk perawatan kulit. Selama proses obrolan berlangsung, Chan lebih banyak membahas kejadian-kejadian lucu dibalik beberapa shooting drama TV dan iklan komersil yang ia jalani.
Secara pribadi, Chan adalah sosok yang memiliki pemikiran dan cara pandang yang terbuka. Termasuk kesediaan Chan menuturkan tips ia tampil prima dengan menggunakan serangkaian produk perawatan kulit. Selama proses obrolan berlangsung, Chan lebih banyak membahas kejadian-kejadian lucu dibalik beberapa shooting drama TV dan iklan komersil yang ia jalani.
Chan, Saya dan Lina. |
beberaa hasil jepretan dari saya yang ala kadar banged. |
maaf foto yang tengah blur tapi Chan kirim LOVE buat kamu tuh.... |
emang artis dan pekerja lapangan beda tampilan sih yaaa.... |
terpampang nyata!!! antara yang terawat dengan yang tak terawat!!!. |
Saya kemudian meminta izin untuk memotret
Chan di 7 menit sisa waktu pertemuan. Dengan cekatan Chan bergaya ketika kamera saya
membidiknya. Bahkan Chan tak pernah kehabisan ide untuk berpose dihadapan lensa
kamera. Sangat ‘Camera Face’. Chan pun menyanggupi untuk berpindah lokasi foto
di rooftop Soulism dengan melepas blue coat yang ia kenakan sedari awal. Ketika memotretnya di rooftop berlatar menara
Lotte World, Chan sesekali bertanya soal tempat tinggal saya di Indonesia ;
Lampung.
cool...on rooftop. |
saya wakilin kalian foto sama Chan yaaaa .... |
Sungguh siang yang berkesan. Membangun
obrolan dengan Chan – aktor serial drama TV Korea yang memiliki pembawaan yang
ramah dan menyenangkan. Meski hanya lebih kurang 20 menit. “Next, invite me
to your hometown. I really interesting with… Way Kambas.” pungkas Chan mengakhiri pertemuan kami siang itu. Semoga saja nanti bertemu Chan dalam
kesempatan berbeda. Kalo Chan ke Lampung saya sih bersedia jadi tour guide-nya.
Kamu mau nggak nemenin kalo Chan ke Indonesia?.
Kamu mau nggak nemenin kalo Chan ke Indonesia?.
0 comments :
Posting Komentar